WARTA JOGJA | YOGYAKARTA – Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) menggelar seminar pendidikan bertemakan Menggagas Upaya Efektif Dalam Menanggulangi Penyebaran Radikalisme dan Budaya Kekerasan di Kalangan Pelajar, diikuti oleh 590 tenaga pengajar JSIT se DIY, Kamis (09/11) bertempat di Gedung Mandala Bakti Wanitatama Yogyakarta.
Hadir sebagai narasumber Kasi Intel Korem 072/Pamungkas Kolonel Kav Wiratno, SH yang menegaskan pentingnya peran sebagai orang tua dan guru dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang bahaya radikalisme. “Seperti maraknya aksi geng motor dikalangan remaja saat ini, kalau generasi pelajar kita tidak kuat maka bangsa kita akan lemah dan menuju kehancuran,” katanya.
Hal senada dikatakan Kabid Dikmenti Disdikpora DIY Triana Purnamawati, MM., bahwa kenakalan remaja saat ini sudah mengarah pada tindak kekerasan dan itu sangat memprihatinkan. “Untuk menanggulangi kenakalan remaja yang banyak terjadi disebabkan berbagai faktor yaitu faktor internal dalam pencarian jati diri dan eksternal lingkungan dimana mereka berada, upaya yang harus dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan karakter,” katanya.
Tidak kalah pentingnya dengan pendidikan karakter, menurut Ketua JSIT DR. Sudiyatno, pendidikan agama juga sangat diperlukan, mengingat kekerasan yang terjadi tidak hanya dilingkungan sekolah. “Indonesia peringkat tertinggi kekerasan di sekolah disusul Vietnam dan India, bahkan tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki tetapi sudah merambah kepada kaum perempuan seperti geng hello kitty yang baru-baru ini terjadi. Pentingnya pendidikan agama bisa menjadikan anak terhindar dari perilaku kekerasan dan radikalisme, agar anak-anak terutama di sekolah IT memiliki akhlak yang mulia,” ungkapnya.
Ditambahkan Anggota Komisi I DPR RI F-PKS Dapil DIY DR. Sukamta, untuk menghindari terjadinya radikalisme dikalangan pelajar diperlukan cara mendidik yang toleran. “Banyaknya paparan radikalisme saat ini menimbulkan opini yang tidak benar, karena akan memunculkan langkah ekstrim dan radikal baru, kita mesti mendidik anak-anak kita dengan toleran, agar bisa mengaktualisasikan pandangannya,” tambahnya. (WJ-002)