WARTA JOGJA | JAKARTA — Pemerintah Indonesia akan memberi jaminan warganya terutama yang bekerja sebagai nelayan yang mulai merasa merasakan tidak kondusif lagi melaut di perairan Sarawak – Sabah belakangan ini.
Pemerintah Indonesia di KRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau, membenarkan jaminan ini atas desakan puluh ribu nelayan asal Indonesia yang selama ini mencari reski di negara bagian Malaysia Timur.
Untuk itu sebagai wakil Indonesia di Sabah , sudah menjadi ke-wajiban melindungi rakyat kita [Indonesia] dalam memberi jaminan kembali ke Kampung masing-masing.
” Iya kami akan memberi jaminan membawa pulang semua nelayan negara itu yang berada di Sabah.
” Ini ini jalan terbaik bagi keselamatan warga kita (Indonesia), tegas Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, Krishna Djelani, kepada JNN via WhastApp, Selasa (20/12/ 2018) sore.
Sebelumnya KJRI Kota Kinabalu Krishna Djelani, dan , Konsul KRI Tawau , Sulistijo Djati Ismojo , memberi keterangan pers di Sandakan, prihal desakan 30 nelayan Indonesia yang sudah merasa tak ‘aman’ mencari rezeki di perairan Sabah , sehubungan seringnya penculikan oleh Kompol orang bersenjata (KOB) yang di duga asal Philipina Selatan.
Rasa ketidak aman para nelayan Indonesia Pemerintah Indonesia di Sabah, akan mengambil langkah berkenaan secepat mungkin . ” Kami akan membawa balik nelayan Indonesia yang ada di Sabah untuk bekerja di negara kami sahaja.
“Kerana kami dapati keselamatan mereka di sini belum terjamin untuk bekerja sebagai nelayan,” kata KJRI Kota Kinabalu Krishna Djelani, pada
sidang media ( jumpa pers) di Sandakan, kemarin.
Saat ini sudah ada 10 nelayan dari puluhan nelayan yang tercatat siap di pulangkan. Bahkan dalam waktu bersama pemerintah Indonesia di Sabah, tetap mewanti-wanti (mengingatkan) lebih berhati – hati melaut (mencari ikan) dalam kondisi yang belum aman bagi nelayan.
Mengingat kasus penculikan belakangan ini , Krishna berkata, Indonesia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak pemilik kapal untuk berurusan dengan pihak penculik.
Bahkan, Konsul RI Tawau , Sulistijo Djati Ismojo menegaskan, sekiranya pemilik kapal nelayan masih mahu menggunakan nelayan Indonesia , pemilik kapal ( berbendera Malaysia) untuk berurusan dengan mereka, dan beberapa syarat harus dipatuhi, terutama memberi jamin keselamatan begitu-pun mereka dengan melengkap dan memasang alat komunikasi kapal nelayan yang baik,” ujarnya.
Di Wilayah kerjanya ,KRI Tawau (Sabah) secara resmi ada 1,700 nelayan Indonesia berada di Sabah berdasarka data awal. Nelayan Indonesia ini tercatat berada di wilayah kerja KRI Tawau, Kunak, Semporna Lahad Datu, dan Tawau .
Diingatkan, 5-Desember 2018, tiga
kru nelayan diculik penjenayah (perompak bersenjata ) saya mereka melaut di perairan Pegasus Reef dan dua diantaranya Warga Indonesia, dan seorang warga Malaysia.
Dua korban nelayan Indonesia masing-masing
Hariadin, 45 tahun, dan He Ardiansyah, 19 tahun, dan warga Malaysia , Jari, 34 tahun.
Menurut kedua Konsul Sabah dan Tawau, salah satu masalah yang dihadapi WNI yang bekerja di Sabah sebagai nelayan adalah kasus kejahatan (penculikan) berulang -ulang dan justru terbanyak nelayan Indonesia.
Kejadian ini bila di- lihat data yang ada di Konsulat Indonesia di Kota Kinabalu dan Tawau, korban penculikan sebanyak 36 orang dengan 15 kasus penculikan sejak 2003 sehingga 5 Disember 2018.
Jumlah ini paling menonjol tahun 2016 di mana terdapat sekitar kasus penculikan . Meski diantara korban penculikan tercatat warga Indonesia yang sebagian besar sudah bebas.
Namun, hingga hari ini (20/12/2018) masih ada tiga orang warga Indonesia yang masih dalam tawanan atau diculik oleh perompak-perompak bersenjata dari Selatan Filipina. ” Kedua Konsul RI , Kota Kinabalu dan Tawau ini, menyebut data tersebut selepas bertemu dengan nelayan-nelayan warga Indonesia di Sandakan, Senin ,pagi , ” kata Usman , Kontributor JNN di Sabah, melaporkan, Selasa (20/12/2018) petang.
Kedua Konsul mengunjungi para nelayan WNI memberi peringatan lebih berhat
Kedua Konsul mengunjungi para nelayan WNI memberi peringatan lebih berhati-hati ketika turun ke laut kerana mereka berpotensi besar untuk menjadi mangsa penculikan di pantai timur Sabah.
Kedua Konsul ini mengakui dalam memberi jaminan pihaknya [konsulat] telah menerima permohonan warganya untuk balik ke Indonesia melibatkan hampir 10 nelayan di Sandakan dan lebih 20 orang di Tawau, Lahad Datu, Kunak dan Semporna. Diramalkan TKI Nelayan ini diperkirakan yang masukkan permohonan kembali ke Indonesia semakin membeludak yang akan kembali ke Indonesis.
Catatan JNN sekitar 385.000 warganegara Indonesia yang berada di Sabah. Status mereka bekerja di ladang-ladang sawit dan selebihnya bekerja dalam sektor perikanan (nelayan), sektor perkebunan dan di restoran.
WJ (KRI KK/TAWAU/JNN/NAS) .