Brotoseno Menang Perang Karena Gigih Pantang Menyerah

Pagelaran Wayang Kulit Lakon Dewa Ruci di Balai Desa Sendangadi, Mlati, Sleman. Foto : Runtik|warta-jogja.com
WARTA JOGJA | SLEMAN – “Dewa Ruci” lakon yang dibeberkan oleh Dhalang wayang kulit dari Sleman, Bayu Sugati. Bertempat di Balai Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 16 Pebruari 2019. Acara pentas wayang kulit semalam suntuk ini diadakan untuk menandai diresmikannya kelanjutan pembangunan gedung Pendhapa Balai Desa Sendangadi yang sudah berdiri sejak kurang lebih 2 (dua) tahun lalu.

Bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, dihadiri oleh masyarakat Desa Sendangadi dan sekitarnya, tokoh masyarakat, Ketua RT, Ketua RW, Anggota BPD, Kepala Desa Sendangadi beserta seluruh Perangkat Desa, Muspika Kecamatan Mlati, beberapa calon dan Anggota DPRD Kabupaten Sleman dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski hujan tidak mengurangi niat penonton dan tamu undangan untuk menghadiri acara pentas wayang di Jl. Magelang Km. 7,8. Dari Kantor Dinas Kebudayaan disamping Kepala Dinas hadir juga beberapa orang anggotanya.

Silahkan Baca  Desa Siraman Memanfaatkan Tanah Kas Desa Untuk Menambah Pendapatan Desa

Ditandai dengan pemberian sosok salah satu tokoh pewayangan ‘Brotoseno’ dari Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman HY. Aji Wulantoro, M. Si, kepada Ki Dalang Bayu Sugati didampingi Kepala Desa Sendangadi, Drs. H. Damanhuri, MBA, MM pertanda dimulainya pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.

Berawal dari pengembaraan Brotoseno dalam mencari air suci kehidupan. Di tengah perjalanan menemui berbagai cobaan dan rintangan dari yang ringan hingga rintangan yang paling berat. Sang tokoh pantang menyerah dengan kondisi apapun untuk mendapatkan air suci kehidupan Dewa Ruci. Melambangkan bahwa seseorang sebaiknya tidak mudah menyerah untuk mencapai atau meraih cita-cita mulia baik untuk dirinya sendiri, apalagi untuk kesejahteraan orang banyak.

Silahkan Baca  Rentenir berkedok koperasi yang di bekingi anggota TNI merampas unit jaminan mobil

Di penghujung cerita dikisahkan perang dahsyat luar biasa Brotoseno, baik parang fisik maupun perang batin sang tokoh itu sendiri. Dan akhirnya siapa yang gigih dan pantang menyerah dia lah yang menang perang.

Acara tambah memikat penonton atas kehadiran bintang tamu Dalidjo dan Yuningsih (Mbokdhe Beruk). Di sisi lain ada cerita menarik bahwa Kepala Desa Sendamgadi, Drs. H. Damanhuri, MBA, MM, Anggota DPRD Komisi D Kabupaten Sleman, Y. Gustan Ganda, ST, Wakil Bupati Sleman, Dra. Hj. Sri Muslimatun, M. Kes, mendampingi warganya hingga wayang selesai dibeberkan oleh Ki Bayu Sugati.

Keteladanan sosok pemimpin, tokoh masyarakat, pamong, wakil rakyat, semoga mampu membawa masyarakat ke depan semakin, aman, damai,berkurang angka dan prosentase kemiskinannya menuju keadaan sejahtera lahir batin, jasmani dan rohani sesuai dengan ruh alur cerita yang disampaikan oleh Bayu Sugati. (WJ-Runtik)

Silahkan Baca  Dengan Kumandang Takbir Suburkan Syukur Kuburkan Takabur

Penulis

Author: redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *