Artkel : Pojok Warta jogja .
Oleh : Yacob Ereste.
vWARTA JOGJA | Acara pulang lebaran Hari Raya Idhul Fitri tahun 1440 Hijriyah (2019) sudah memenuhi jalan raya menuju Ibukota Jakarta. Tak hanya di Pulau Jawa saja yang membludak, tapi dari berbagai pulau besar seperti Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi — bahkan Irian Barat — seperti panik oleh harga tiket pesawat udara yang tidak mampu dijinakkan oleh pemerintah soal harganya yang ugal-ugakan.
Akibatnya tak cuma ancanan balik pemerintah yang memasok pesawat dari negeri orang untuk menghajar harga tiket yang dipatok perusahaan penerbangan lokal milik orang Indonesia atau bahkan punya perusahaan negara (BUMN), tapi juga terkesan untuk cara mudah untuk menahan atau melakukan pembendungan untuk arus orang daerah yang mau mengikuti sidang perdana MK terhadap gugatan kecurangan pada Pemiligan Umum 17 April 2019 lalu. Sebab jadual sidang perdana MK memang akan segera digelar pada 14 Juni 2019, seusai lebaran. Dan sejak kemarin, 9 Juni 2019 Menko Polhukam Wuranto sudah kasak-kuduk ingin menggadang arus masyarakat khususnya pendukung pasangan calon Presiden Prabowo-Sandi sangat antusias mengikuti persudangan di MK pada 14 Juni 2019 lusa.
Jadi antara harga tiket yang ugal-ugalan dengan upaya untuk membendung arus massa yang mau mengikuti proses didang di Pengadilan MK seakan memiliki hubungan tidak langung dalam satu skenario yang sempurna dalam kesatuan yang tidak terpisah.
Sungguhkah sidang pengadilan MK untuk kasus kecurangan Pemilu 2019 betul punya potensi menyulut kerusuhan ?
Semoga saja tidak. Sebab rakyat ingin paham tentang proses Pemilu yang sebenarnya, sebab jumlah suara yang jadi mainan itu adalah suara rakyat untuk dijadikan patokokan siapa sesungguhnya pasangan calon presiden yang sesungguhnya diidolakan itu.
Jadi bisa saja sehabis mudik lebaran ikut membawa adik dan saudara yang lain untuk bekerja di kota, atau sekedar mau ikut menyaksikan sidang perkara sengketa acara Pemilihan calon Presiden tahun 2019 yang segera mau digelar besok, 14 Juni 2019. Soalnya potensi akan terjadi kerusuhan mungkin sudah terlalu berlebihan. Akibatnya, justru bisa menyulut kerusuhan jadi benar-bebar terjadi. Persis saat seruan pada mereka sehabis balik mudik, kata Pemda DKI Jakarta dulu yang menyerukan agar tidak membawa serta sanak family, justru mebarik perhatian dan banyak orang jadi ingin mencoba melakukannya.
Jakarta, 11 Juni 2019