WARTA JOGJA | GUNUNGKIDUL | Peristiwa Gantung Diri (Gandir) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian mengkhawatirkan. Di lokasi berbeda, dalam kurun sehari 2 (dua) kejadian Gandir menggemparkan warga Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo dan warga Desa Ngeposari Kecamatan Semanu, Kamis, (05/08/2019).
Sri Murtatik (50) warga Padukuhan Pengkol 2, Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo ditemukan tewas dengan cara gantung diri di pohon nangka yang terletak di area ladang milik warga setempat.
Kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh tetangga korban, Tariyono (57) warga setempat. Sekitar pukul 06.15 WIB, Tariyono bermaksud menghidupkan mesin disel air untuk mengairi tanaman palawija di ladang.
Belum sempat dirinya menghidupkan mesin disel, pandangan Tariyono tertuju pada sosok tubuh yang mengantung di pohon. Penasaran dengan apa yang ia lihat, dirinya mencoba mendekat. Setelah di amati, diketahui sosok tubuh mengantung tersebut tidak lain tetangganya sendir.
Atas kejadian tersebut membuat gempar warga Padukuhan Pengkol 2 Desa Jatiayu. Petugas kepolisian Polsek Karangmojo beserta tim medis Puskesmas setempat segera mengevakuasi jasad korban.
“Korban meninggal dunia, murni karena bunuh diri, dengan cara gantung diri,” ungkap Kompol Sunaryo, Kapolsek Karangmojo kepada awak media.
Lebih lanjut Sunaryo menjelaskan, terkait penyebab korban melakukan perbuatan nekat gantung diri, pihaknya belum dapat memberikan penjelasan secara rinci.
“Untuk penyebabnya belum diketahui secara pasti, tidak ditemukan tanda penganiayaan pada tubuh korban,” jelas Kapolsek Karangmojo.
Usai kejadian tersebut, beredar luas foto sepucuk kertas surat wasiat, yang diduga dibuat oleh Sri Murtatik. Dalam surat tersebut, selain berisikan permintaan maaf kepada ketiga anak dan suaminya, korban berpesan agar ketiga anaknya menyelesaikan sekolah hingga jenjang tingkat atas.
Terpisah, kejadian serupa terjadi di Padukuhan Semuluh Kidul 01/15, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu. Mugino (53) warga setempat ditemukan meninggal dengan cara gantung diri di kamar rumahnya.
Kapolsek Semanu, AKP. Sumarya menyampaikan, sebelum kejadian, sekira pukul 07.00 WIB, Mugino beraktifitas seperti biasa di ladang. Pada pukul 13.30 WIB, istri korban Karsinem (50) pulang ke rumah setelah acara arisan dan mendapati suaminya dalam keadaan telah menggantung di kamar.
Mengetahui hal demikian, Karsinem histeris berteriak minta tolong kepada warga tetangga. Atas inisiatif warga, kejadian tersebut segera dilaporkan ke Polsek Semanu.
“Hasil pemeriksaan tim medis seluruh bagian tubuh tidak ditemukan adanya luka penganiayaan. Korban dinyatakan meninggal murni gantung diri. Alat yang dipakai menggunakan tali plastik warna biru,” ungkap Sumarya.
Sumarya menambahkan, diduga korban gantung diri karena depresi akibat sakit tedun yang telah menahun dan tidak kunjung sembuh.
Wj. (Agus. SW)