Ribuan Warga Ikuti Prosesi Adat Sedekah Laut di Pantai Sadeng

WARTA JOGJA | GUNUNGKIDUL | Tradisi budaya sedekah laut digelar di pantai Sadeng, Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa, (17/09/2019). Prosesi upacara adat sedekah laut atau labuhan, diikuti ribuan masyarakat dan nelayan warga setempat.

Sedekah laut merupakan agenda rutin yang digelar setiap tahun. Warga setempat meyakini, sedekah laut atau yang disebut juga larung sesaji, merupakan bentuk rasa syukur atas anugerah riski dan keselamatan yang diberikan Tuhan kepada warga nelayan pesisir Pantai Selatan Jawa.

Namun demikian, tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kaum wanita yang mengikuti larungan sesaji dilarang sampai ketengah laut lantaran ombak kawasan pantai selatan sedang mengalami kenaikan.

Silahkan Baca  WALHI DIY Apresiasi Itikad Baik Penolakan Beach Club di Kwasan Karst Gunungkidul, Walhi : Bupati Ikut Komitmen Raffi Ahmad

Camat Girisubo, Agus Riyanto menuturkan, sedekah laut pantai Sadeng sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat pantai Sadeng termasuk nelayan dan petani atas limpahan hasil pertanian dan hasil perikanan laut.

“Pantai Sadeng selama ini menjadi sumber penghidupan bagi nelayan dan masyarakat. Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur dan wujud gotong royong masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan Provinsi DIY, Bayu Mukti Sasongko mengungkapkan, potensi pelabuhan pantai Sadeng sangat besar.

“Dapat kita lihat bahwa produksi ikan disetiap tahunnya mencapai 4000 ton,” ucapnya.

Bayu mengatakan, laut tidak pernah kehabisan stok ikan sehingga warga yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan dapat memperoleh uang untuk membiayai keluarga.

Silahkan Baca  DALAM UPAYA MENCEGAH KEJAHATAN JALANAN POLDA DIY MELAKUKAN BLUE LIGHT PATROL DI SEJUMLAH TITIK KOTA WONOSARI

Acara Sedekah Laut Pantai Sadeng dimulai dengan persiapan sesaji, sementara ratusan warga yang datang sudah menunggu di atas kapal untuk ikut ke tengah laut melarung sesaji.

Selesai doa, seluruh ubo rampe kemudian dibawa menggunakan kapal ke tengah laut. Kapal pembawa ubo rampe ini kemudian diikuti oleh ratusan warga yang menaiki puluhan kapal.

Setelah sampai di tengah laut, satu persatu ubo rampe yang sudah didoakan di larung ke tengah laut. Prosesi adat larung.sesaji juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik lokal maupun luar daerah.

Wj. (Agus. SW)

Penulis

Author: redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *