Sungai Desa Siraman Tercemar Limbah, Puluhan Pabrik Tahu Tempe Diduga Penyebabnya

WARTA JOGJA | GUNUNGKIDUL | Kondisi air sungai di wilayah Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul diduga tercemar limbah pabrik usaha pembuatan tahu dan tempe. Sedikitnya ada puluhan pabrik yang aktif beroperasi disepanjang bantaran aliran sungai tersebut. Selain air berbuih dan berwarna gelap, aroma yang ditimbulkan sangat berbahu menyengat. Kondisi demikian bukan hanya dikeluhkan warga tetapi kerusakan ekosistem dan alam turut mengancam apabila tidak ada tindakan tegas pemerintah.

Pujiyanto warga setempat menceritakan, era tahun 1998 sungai Siraman masih bersih dan alami sehingga menjadi tumpuan aktifitas masyarakat untuk mandi, mencuci dan minum ternak.

“Kondisinya telah berubah, dulu mandi di sungai disela-sela waktu memancing bersama temen-teman hal biasa. Dibeberapa tempat juga nampak ramai ibu-ibu mencuci disungai, bukan karena kekurangan air namun karena sungai yang bersih dan sejuk segar digunakan untuk bermain,” kenang Pujiyanto.

Silahkan Baca  Spektakuler, Warga Gunungkidul Pecahkan Rekor Muri 2.510 Porsi Nasi Kenduri Dalam Sarangan

Pujiyanto menunjukkan, lokasi yang sering dia gunakan mandi adalah “Sungai Dungriu” yaitu ± 250 meter kebarat daya dari jembatan Pancuran, Desa Siraman.

Namun seiring berjalanya waktu kesadaran masyarakat akan pentingnya sungai bersih terkikis. Kondisi itu diperparah pembuangan limbah dari para pelaku usaha. Memang diakui Pujiyanto, tercemarnya sungai Siraman tidak hanya ulah warga Siraman saja, tetapi dari wilayah lain ikut andil bagian.

“Warga Padukuhan Seneng, Winong,l dan Besari paling banyak merasakan dampaknya. Berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan, seperti adanya Program kali bersih yang diketuai oleh Pak Sukardi (Besari), namun belum nampak hasilnya,” ungkap Pujiyanto.

Pujiyanto menambahkan, sebelum semuanya terlambat selaku masyarakat dia berharap, agar segera ada tindakan nyata dari instansi terkait. Bila kondisi saat ini dibiarkan akan semakin banyak limbah masuk ke sungai.

Silahkan Baca  Dua Pelaku Penyebaran Video Syur Mirip Artis GL Ditangkap, Polisi; Pelaku Raup Keuntungan 75 Juta

“Bagaimana nanti dizamannya anak cucu kita? Kalau bukan kita yang peduli sungai mau siapa lagi, dan ini butuh pendampingan dan ketegasan pemerintah,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Siraman Damiyo mengungkapkan, pihak pemerintah desa sebenarnya telah melakukan berbagai upaya, salah satunya mengundang dialog dan pembinaan terhadap para pelaku usaha, namun hal tersebut belum ada hasil maksimal.

“Ini memang persoalan serius karenanya menyangkut kelangsungan alam dan kesehatan manusia,” ungkap Damiyo.

Lebih lanjut Kades Siraman menyampaikan, idealnya para pelaku usaha memiliki resapan limbah, sehingga tidak seperti saat ini mencemari sungai. Kesadaran warga juga harus ditingkatkan.agar tidak membuang sampah ke sungai.

Damiyo berharap, untuk penyelesaian masalah tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul agar segera turun tangan membantu mengatasi persoalan.

Silahkan Baca  Tidak Mendapatkan Keadilan, Kantor Pengacara Banjar Deli Akan Laporkan Polsek Medan Area Ke Bidpropam Poldasu

Sementara itu, pantauan awak media di lokasi bantaran aliran sungai, selain menemukan tumpukan sampah juga mendapati satu gerobak limbah bulu ayam yang dikemas dalam beberapa karung plastik. Aroma tidak sedap langsung tercium, bukan hanya itu, gerombolan lalat juga beterbangan disekitarnya.

Apakah limbah tersebut juga akan dibuang ke sungai, hal ini masih menjadi teka teki. Beberapa warga sekitar saat dikonfirmasi enggan memberikan tanggapan.

(Agus SW)

Penulis

Author: redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *