WARTA JOGJA | BANTUL — Suasana kampus yang asri terasa hangat dengan menggemanya lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathon Ahad, 15/02 di Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta, tepatnya di komplek Pon-Pes An Nur Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul dalam rangka pembekalan strategi berdakwah.
Kegiatan itu diikuti 70an peserta.
Sekretaris Penyuluh Agama Non PNS KUA Kec. Sewon yang juga penulis buku strategi retorika dakwah, Ust. Rustam Nawawi Pelaco dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam gerakan dakwah di era idustri 4.0, para Da’i Muda membutuhkan strategi dan talenta.
Momentum harlah ke-10 Korps Dakwah Mahasiswa (Korda) IIQ An Nur mendapatkan kado istimewa berupa dua kali berturut Presmanya dari kader Korda, selain itu ada juga jadi intruktur nasional, Guru, Penyuluh Agama, pengusaha dll.
Korda sebagai garda depan dalam mengembangkan model strategi dakwah Wali Songo yang menggunakan budaya sebagai pondasi agama dan mengedepankan sikap moderasi beragama yang dalam bahasa arab dikenal dengan kata wasath atau wasathiyah. Istilah wasathiyah mempunyai persamaan makna dengan kata tawassuth (tengahtengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang).
Islam washatiyah menjadi alat perekat keberagaman masyarakat dalam bingkai NKRI dan Pancasila. pendiri Korda IIQ An Nur itu menambahkan.
Ketua Umum Korda IIQ An Nur, Rafi Aulia Dilaga, di dampingi ketua panitia Andri Wijaksono, M Misbahul Munir dan Fauzia Ulya menyampaikan salah satu tujuan harlah Korda adalah pembekalan strategi dakwah Aswaja An-Nahdliyah yang dikolaborasikan dengan kultur budaya setempat (Kearifan Lokal). Salah satunya dengan ditandainya acara potong tumpeng dalam rangkaian kegiatan harlah Korda tersebut.
Turut hadir semarak harlah yaitu nara sumber seminar ketua LDNU DIY, K.H. Ikhsanudin, M.Si, Penasehat Korda, Drs. KH. Adma Turida, M.Pd, Pendiri Korda, Rustam Nawawi Pelaco, Presma/Ketua Dema I Khotibul Umam, Senior Korda, M. Jamaluddin, Ketum Kordiska UIN Sunan Kalijaga, Azizah.
WJ ( Naw )