WARTA JOGJA | GUNUNGKIDUL – Kasus Demam Berdarah Dangue ( DBD) di Kabupaten Gunungkidul, terus meningkat tajam.
Berdasarkan Januari-Maret 2020 tercatat 558 warga terjangkit DBD, 4 di antaranya meninggal dunia.
“Hingga hari ini tercatat 558 warga terkena DBD, dengan jumlah korban meninggal dunia empat orang,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Sumitro saat dihubungi wartawan Kamis (26/3/2020).
Dia menjelaskan, dibandingkan tahun 2019 pada triwulan pertama terjadi peningkatan signifikan, di mana tercatat 192 warga terjangkit DBD.
“Triwulan pertama tahun lalu satu yang meninggal dunia, sekarang bertambah menjadi empat orang,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk sebaran wilayah endemik DBD terjadi di Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Wonosari dan Patuk.
“Meski ada peningkatan kasus DBD belum ditetapkan KLB ( Kejadian Luar Biasa) karena masih bisa dikendalikan,” kata Sumitro.
Sumitro mengaku, pencegahan terhadap DBD yakni mendorong masyarakat untuk melakukan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan koordinasi lintas sektoral dari tingkat kabupaten hingga desa diperkuat.
“Pencegahan bisa dilakukan dengan fogging hingga PSN dengan program 3M (mengubur, menguras dan menutup) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” tuturnya.
Menurut dia, pengasapan (fogging) hanya efektif membunuh nyamuk dewasa.
“PSN paling efektif sebagai upaya pencegahan. Jika tidak, telur atau jentik dalam lima hari akan menjadi nyamuk sehingga bisa menularkan DBD,” pungkasnya.
Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Heri Nugroho berharap masyarakat memperhatikan lingkungan karena menjadi tanggungjawab bersama.
” Ancaman Covid-19 masih terus menghantui tetapi tak kalah penting kita semua harus mewaspadai DBD yang setiap tahun menjangkiti “, kata Heri.
WJ ( Wahyudi)