WARTA JOGJA | GUNUNGKIDUL — Selama masa pandemi COVID-19 dan penerapan jaga jarak (social physical distancing) ini, kekhawatiran akan adanya panic buying merebak di masyarakat.
Meskipun demikian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul memastikan hingga saat ini fenomena tersebut belum terjadi di masyarakat.(10/04/20).
“Kami pastikan tidak ada panic buying di Gunungkidul, harga-harga bahan pokok juga cenderung normal,” kata Sekretaris Disperindag Gunungkidul Virgilio Soriano.
Beliau menjelaskan pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan agar panic buying tidak terjadi. Antara lain dengan mengimbau para pedagang untuk menjual bahan-bahan pokok dalam jumlah yang wajar.Ia juga memastikan stok bahan pokok aman selama setidaknya 6 bulan ke depan. Hal tersebut sudah dibicarakan dalam berbagai rapat koordinasi lintas sektor.
Terkait masih tingginya harga dan langkanya gula pasir di pasaran, Virgilio menjelaskan kondisi tersebut terjadi lantaran masa musim giling yang belum selesai. Ia pun optimis harga gula akan kembali turun segera setelah stok gula pasir didistribusikan.
Sebelumnya Kabid Tanaman Pangan DPP Gunungkidul Raharjo Yuwono menyatakan stok bahan pangan masih mencukupi hingga setahun ke depan. Bahkan ia menyebut stok cenderung surplus.
“Jika dibandingkan dengan hasil produksi yang ada, ketersediaan bahan pangan bagi warga Gunungkidul cenderung surplus,” jelas Raharjo.
Para petani pun sudah diminta untuk menyimpan cadangan hasil panen pangan tahun ini. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin bahan pangan bagi mereka tetap tersedia.
Raharjo menjelaskan imbauan tersebut diberikan mengingat 70 persen warga Gunungkidul merupakan petani. Mereka juga diminta untuk memaksimalkan hasil panen pada musim penghujan ini.Pihakmya juga mendapat cadangan beras bencana sebanyak 17,7 ton.
WJ ( Wahyudi )