WARTA JOGJA | SLEMAN — Keris, bukan sekedar pelengkap ataupun aksesoris busana tradisional etnik Nusantara. Belum lengkap dan terlihat sempurna ketika seseorang mengenakan busana tradisional seperti busana Jawa Mataraman Jangkep jika tanpa dilengkapi dengan Keris diselipkan di sisi bagian kanan punggungnya.
Seiring kemajuan jaman dan tehnologi dalam perkembangannya keris juga mengalami perkembangan. Meski tidak merubah pakem penting tentang keris itu sendiri.
Dari masing-masing bentuk dan karakter mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
Komunitas pecinta dan penggemar keris menggelar festival dan pameran keris dan aksesorisnya di Ratu Boko yang merupakan area Candi Boko, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Festival Keris Ratu Boko II bertajuk “Keris Era Baru menghadapi Tantangan Zaman Baru” ini diresmikan dan dibuka oleh RM Yudhadiningrat, Jumat, 16 Oktober 2020 jam 16.00 WIB. Dalam sambutannya Gusti Yudha mengapresiasi kegiatan ini dengan harapan generasi muda mampu mewarisi dan mempertahankan keberadaan keris yang merupakan salah satu budaya etnik Nusantara yang mempunyai nilai – nilai kultur “Adi Luhung”.
Pameran yang berlangsung dari tanggal 16 -18 Oktober 2020 di area Taman Wisata Ratu Boko, Kalasan, Sleman juga disertai dengan beberapa agenda diantaranya Peragaan Sungging Warangka, Demo Pembuatan Warangka dan Pendhok, Bursa, Sarasehan ” Regenarasi Empu ” Peluang dan Tantangan” dengan Nara Sumber Basuki Teguh Yuwono, S. Sn, M. Sn. Untuk sarasehan berlangsung hari ini, Minggu, 18 Oktober 2020 jam15.00 – 17.00 WIB.
Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Komunitas Pecinta Keris “Lar Gangsir” yang sering mengadakan pameran keris baik didalam dan luar negeri.
Dipilihnya tempat Taman Wisata Ratu Boko adalah tepat. Tempatnya strategis. Jelang sore bisa sambil melihat pemandangan indah di sisi Utara aktifitas kota, lereng Merapi yang eksotis menambah betah pengunjung menikmati panorama jelang senja hingga malam di area Ratu Boko.
Reporter ( Runtik )