Oleh : Moses D. Langoday
WARTA JOGJA | YOGYAKARTA –Corona Virus Disease atau biasa kita sebut dengan Covid 19 ini telah menyerang kurang lebih 215 negara di seluruh dunia, tak terkecuali dengan Indonesia. Sesuai dengan anjuran WHO yang memberikan himbauan untuk menghentikan acara-acara yang dapat mengakibatkan masa berkerumun. Pemerintah Indonesia menerbitkan larangan untuk berkerumun, pembatasan social (social distancing), menjaga jarak fisik (physical distancing), menggunakan masker, dan selalu mencuci tangan.
Tentu saja larangan ini berdampak pada sistem pembelajaran di Indonesia. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah telah melarang Perguruan Tinggi di Indonesia untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan secara online atau daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No.1 tahun 2020).
Menurut Moses D. Langoday ( Presiden Mahasiswa STIE IEU Yogyakarta ) Pendidikan berbasis daring sudah dilaksanakan selama satu tahun , namun sampai dengan saat ini masih terdapat beberapa kendala yg harus menjadi perhatian khusus baik oleh perguruan tinggi maupun pemerintah pusat. Bantuan dana yang besar dari KEMENDIKBUD tentunya sangat membantu siswa maupun mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Namun ada beberapa hal yg perlu disoroti adalah apakah pembangunan infrastruktur digital di daerah daerah pelosok sudah mendapatkan perhatian khusus bagi pemerintah ? seberapa efektifkah pembelajaran daring di selama pandemi covid 19 ?
Berawal dari pertanyaan diatas , Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Isti Ekatana Upaweda Yogyakarta Bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Transportasi Udara melaksanakan Webinar dengan tema “Efektivitas Pembelajaran Daring Diera Covid-19” . Seminar ini dipandu langsung oleh moderator Kunto Wibisono S.E.,M.Si., bersama dua narasumber Ahmad Sururi S.Pd.dan Yuwono Budi Pratikyo, ST MT,C.EIA ( Dr.Candidat ).
(Moderator Webinar : Kunto Wibisono S.E M.Si)
Ahmad sururi S.Pd ( Narasumber 1 ) menyampaikan bahwa ada beberapa tantangan dalam pelaksanaan sistem pembelajaran daring antara lain : stres, Depresi, Tekhnologi yang tidak mendukung , dan Penguasaan terhadap tekhnologi. Menurutnya Disaat ini kita tidak mampu mengontrol pandemic,kita harus bisa mengontrol apa yang bisa kita control untuk diri kita sendiri,hal pertama yang harus di lakukan adalah
Perencanaan
Tulis rencana yang ingin kalian kerjakan secara detail,misalnya di mulai dari kalian bangun tidur ,lalu imbangkan rencana harian kalian Antara me time kalian dan mengerjakan tugas,namun jika jadwal tersebut tidak terlaksana semua itu tidak menjadi masalah.karena sistem ini hanya untuk mengontrol kegiatan kalian agar tidak menjadi benang kusut dan untuk memanajemen waktu.
Buat batasan
Buat batasan kapan kalian akan istirahat dan kapan kalian akan belajar,dan kalian bisa memanfaatkan waktu istirahat kalian dengan baik.agar bisa memulihkan energy kalian,buat batasan tempat kalian untuk belajar agar kalian bisa konsentrasi dengan baik,pastikan ruangan tersebut nyaman dan tidak bising, kondisionalkan dengan keluarga saat kalian belajar,supaya keluarga kalian mengerti jika kalian sedang belajar,dan tidak bisa di ganggu.
Atur energy
Energy harus di manajemen, atur energy kalian kapan kalian harus bekerja dan kapan harus belajar,kalian harus betul-betul memanajemen waktu agar bisa focus.
Highlight off the day
Tulis kejadian dalam kehidupan kalian secara singkat,kegiatan ini membuat kalian lebih bermakna.ini juga cara kalian memberi apreiasi untuk diri kalian atas apa yang kalian lakukan selama beberapa hari. Jika kalian mengalami tantangan saat pembelajaran daring ini ,yang terkait dengan apapun yang harus di lakukan adalah,sadari bahwa kalian harus menerima pembelajaran daring ini,dan kalian harus hadapi.,kalian harus sadari bahwa ini di luar control kalian dan kita semua sedang menghadapi itu,kalian juga harus yakin bisa menghadapi tantangan” tersebut sampai pandemi ini selesai.
(narasumber Ahmad Sururi S.Pd.dan Yuwono Budi Pratikyo, ST MT,C.EIA (Dr.Candidad))
Yuwono Budi Pratikyo, ST MT,C.EIA (Dr.Candidad) lebih berfokus kepada Ketimpangan infrastruktur digital antar kota dan daerah untuk pembelajaran daring. Menurutnya PSBB yang tidak mungkin di lakukan terus menerus dan Pandangan beberapa dosen dan mahasiswa terhadap efektifitas pembelajaran daring Mayoritas mahasiswa merasa tidak efektif karena dosen lebih sering memberikan tugas. Dosen harus melakukan inovasi dan memotivasi mahasiswanya agar tetap semangat belajar di tengah pandemic,lalu di luar negri sudah melakukan kombinasi pembelajaran di era covid,yang nantinya akan memberikan impek yang luar bisa karena kita bisa belajar di mana saja dengan syarat bisa memanage waktu.
Beliau menegaskan bahwa Pembelajaran daring ini memberikan dampak ketimpangan dalam kehidupan masyarakat,dalam infrastuktur teknologi Antara si kaya dan si miskin. Misalnya ada beberapa kasus yg terjadi di indonesia selama pembelajaran daring yaitu mahisiswi jombang rela belajar di makam demi mendapatkan sinyal sedangkan di Sumatra utara siswi rela berjalan jauh demi mendapatkan sinyal.
Lalu bagaimana pengalaman para guru/dosen selama melalui pembelajaran online ini? Beberapa dosen yang sempat melakukan mengajar di beberapa kota, mereka juga merasakan bagaimana susahnya jaringan di sana ,dan mereka hanya bisa menerimanya. Ketimpangan telekomunikasi di Indonesia juga sangat berpengaruh dalam era covid ini.ada perbandingan di Antara beberapa wilayah dan provinsi di Indonesia. Tandasnya.
Webinar ini dihadiri oleh 236 peserta dari berbagai wilayah maupun perguruan tinggi. Melihat pentingnya webinar ini beberapa peserta turut memberikan pertanyaan maupun saran mengenai sistem pembelajaran daring di tengah pandemi covid 19.
WJ ( Redaksi )