WARTA-JOGJA.COM | Sleman, ( Selasa, 4 April 2023) usai ibadah shalat tharawih sekitar jam 21.00 WIB meski hanya beberapa orang yang bisa merapat, latihan perdana untuk kelompok karawitan tetap diadakan.
Meski bulan puasa Pendapa Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tak pernah sepi. Hapir setiap malam usai shalat tharawih ada saja dari berbagai komunitas hadir untuk sekedar latihan karawitan, kethoprak, teater ataupun pertunjukan seni lainnya.
Panewu Mlati, Drs. Arifin, M. Laws membuka dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dan tersedia di lingkungan Pendapa Kapanewon Mlati.
Ini hanya gerakan kecil yang bisa kami lakukan dengan memanfaatkan pendapa beserta peralatan seperangkat gamelan yang ada di Kapanewon Mlati, ungkap Prasetya yang diiyakan oleh beberapa teman yang ikut latihan.
Panewu Mlati, Drs. Arifin, M.Laws sebagaimana sudah diungkapkan diawal bahwasanya Beliau mempersilahkan masyarakat Kapanewon Mlati untuk memanfaatkan fasilitasi sarpras seni budaya yang ada diPendapa Kapanewon Mlati dengan sebaik-baiknya. Ungkapnya tegas dan mantab
Puji Wahono, penggiat seni budaya Jawa bidang karawitan dan kethoprak ini merasa ada kewajiban untuk memotifasi seniman-seniman muda yang masih setia dengan budaya Jawa untuk tetap intens berlatih bersama. “Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan dan mengembangkan seni budaya, adat, tradisi yang lahir, berkembang serta ada di tanah Jawa ini?” tandasnya.
Melihat langsung bagaimana mereka berlatih karawitan bersama boleh dibilang bahwa ternyata mereka bukan pemain pemula apalagi picisan. Gestur beberapa diantaranya cara mereka memegang alat dan menabuh gamelan sebagian menandakan bahwa sebenarnya sudah punya pengalaman memadai. Terbukti bahwa beberapa saat berkoordinasi untuk memulai ternyata langsung bisa didengar laras nada bunyi gamelan dengan baik.
Selintas suasana Kantor Kapanewon Mlati menjadi “rêgêng”, ada sesuatu yang membuat nuansa beda karenanya.
Ada bunyi gamelan, suara wira suara mendayu-dayu berpadu dengan apik dimalam hari itu.
Fiki Rahma dan Erlina dua gadis itu turut hadir di malam hari latihan perdana. Tangan-tangannya terampil memainkan beberapa alat gamelan. Bahkan alunan suara tembangnya menunjukķan bahwa keduanya sudah terbiasa memainkan alat musik tersebut.
( Runtik ,)