DI TIDAR MAGELANG ADA YANG UNIK TAPI NYATA,’GEREBEK TAHU BULAT

WARTA-JOGJA.COM | Magelang – Jateng – Dalam rangka melestarikan atau Nguri-uri budaya Jawa masyarakat Kota Magelang mengadakan acara Gerebek Tahu.
Acara tersebut diadakan di lapangan Tidar Campur RT 01/ RW 01 Kalurahan Magelang Selatan,Kota Magelang,Jawa Tengah.

Acara berlangsung sangat meriah. Warga sangat terlihat antusias berebut gunungan kirab yang dibuat dari ribuan tahu bulat.Adapun tahu bulat yang ditata dalam gunungan dibungkus plastik. Kemudian, dibuat gunungan yang kurang lebih ada 4.000-an tahu bulat. Kemudian di atasnya ada sayuran berupa kacang panjang dan cabai.Tak lama kemudian, gunung tahu langsung menjadi rebutan warga hanya dalam hitungan menit gunungan tahu ludes

Kegiatan arak-arakan gunungan tahu bulat dimulai pukul 10:00 WIB.Keberangkatan arak-arakan dari lapangan yang berada di Kelurahan Tidar Selatan yaitu di Kampung Tidar Campur setelah diarak, kemudian kembali menuju lokasi awal di tanah lapang kampung setempat.

Dijelaskan oleh Lurah Magelang Selatan Tenny HS Mulyadi S.S.STP,grebeg tahu ini merupakan puncaknya rangkaian merti desa. Terselenggaranya acara ini merupakan kolaborasi dari Tidar Campur dan LPM Kelurahan Tidar Selatan.
Acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa yang berada Magelang.Acara ini disebut Nyadran atau Merti Desa.Apresiasi masyarakat Indonesia terhadap lingkungan tercemin dalam kehidupan yang berasal dari nilai-nilai luhur yang telah dibentuk dan menjadi aset dalam upaya melindungi
dan mengelola lingkungan.Tata hidup dan pola perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan secara bijak dapat disebut sebagai kearifan lokal, keberagaman suku bangsa, etnis dan ras. Hal ini akan berbeda beda antara satu wilayah dengan wilayah lain,Salah satu nilai kearifan lokal yang masih bertahan adalah ritual nyadran. Tradisi nyadran tidak terlepas dari konteks kebudayaan Hindu-Buddha namun, seiring berjalananya waktu terpengaruh oleh kebudayaan Islam termasuk di Kota Magelang tercinta ini.
Pada tahun 2023 ini kami bisa menyelenggarakan acara dengan lancar berkat solidaritas, partisipasi masyarakat Tidar Campur dan Tidar Sawe.Mereka sangat kompak dan terkordinir dan tersusun secara rapi oleh panitia sebagai team pelaksana.

Silahkan Baca  SAMPAH DI GUNUNGKIDUL OVERLOAD KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP LANGSUNG ACTION

“Pelaksanaan nyadran dilaksanakan secara seremonial dengan membersihkan makam para leluhur, melaksanakan kenduri serta melakukan ritual doa. Nyadran merupakan bentuk ungkapan syukur masyarakat atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.Termasuk pada hari ini diadakan Arak -arakan gunungan tahu.Hal ini merupakan rasa puji syukur karena masyarakat Magelang Selatan banyak mengelola industri tahu dan tahunya laris terjual sampai luar dearah,” jelas Lurah kepada awak media, Minggu (21/05/2023).

Ditempat yang sama Hendra Kurniawan Selaku ketua panitia menyampaikan,Acara ini dimulai dari hari Sabtu (20/05/2023) banyak sekali susunan acara tersebut diantaranya Pembukaan Expo Kuliner,kami menyuguhkan stand kuliner yang dikelola oleh para ibu PKK yang bergerak di bidang UMKM.Ada juga penampilan kesenian lokal yaitu Daya’an ,Jatilan,Reog serta acara religi diantaranya Tahlilan dan Rebana.

Silahkan Baca  Polisi Ringkus Dua Pelajar dengan Cluritnya Ketika Hendak Tawuran

Hari Minggu,(21/05/2023) merupakan hari kedua,dari mulai pagi pukul 08:00 WIB acara upacara adat Jawa setelah itu sajian kesenian tari soya mekar dilanjutkan acara kirab gunungan tahu ,ada juga Sorengan,Warokan,Trondolo , pertujukan kesenian Barongsai ,Kesenian Reog dan di penghujung acara kami sajikan pertunjukan pagelaran Wayang kulit semalam suntuk.
Acara ini juga diselenggarakan oleh para produsen tahu dan tempe. UMKM tahu tempe ini digerakkan oleh 30 pelaku usaha.

” Acara ini terselenggara berkat partisipasi masyarakat Tidar Campur dan Tidar Sawe.Ini adalah sebagai rasa syukur warga semuanya bahwa produksinya melimpah, produksi bertambah. Ini kita sama-sama guyub bareng-bareng biar bisa merasakan berkahnya dari Tuhan. Makanya, kita bagikan bersama kepada warga. Selain sebagai usaha produksi tahu mereka juga terbentuk team kreatif yang membidangi UMKM dan kesenian lokal.Luar biasanya lagi acara ini berkat support dari Pemerintah Kelurahan Magelang Selatan.Berkat support para Dewan legislatif , tokoh masyarakat dan sesepuh.Harapan kami acara ini bisa terduplikasi oleh regenerasi muda-mudi kelak akan pentingnya Nguri-uri budaya Jawa,” jelas Hendra.

Silahkan Baca  Podcast Dakwah, Penyuluh Agama KUA Sewon, Ustadz Rustam Nawawi, Dua strategi motorik Gerakan Roda Organisasi

Acara berjalan dengan lancar dan sangat meriah ,apalagi terdengar sound system yang sangat melenggar seiring indahnya pertunjukan hari ini.
Banyak sekali para pedagang yang mensajikan jajanan khas Magelang, mereka sangat bersyukur berkat acara ini dagangannya laris terjual.
Disela meriahkan acara pada hari ini awak media warta-jogja.com berbincang dengan salah satu ibu PKK dari RT 03 Tidar Campur beliau bernama Aprillia, didepan awak media beliau menyampaikan,kami tergabung ibu PKK RT 03 Tidar Campur juga ikut serta meriahkan acara ini, karena cara ini adalah Merti Desa group kami mengenakan pakaian adat Jawa dengan kebaya warna biru bermotif bunga berwarna putih dan bawahnya mengenakan corak batik.

“Momentum acara tahun 2023 ini sangat meriah,ibu-ibu muda yang tergabung PKK RT 03 bisa mengekpresikan diri di acara ini.Sangat maklum karena di tahun-tahun kemarin ada kendala Covid-19 (dalam waktu 3 tahun ) acara tidak semeriah ini.Salam kompak buat ibu-ibu PKK RT 03 Tidar Campur, Sukses selalu,” support beliau.

(Red/mawan).

Penulis

Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *