WARTA-JOGJA.COM | Yogyakarta – Dalam sepekan kota Yogyakarta menjadi perbincangan hangat terkait tumpukan sampah yang menggangu keindahan kota pelajar ini.
Seperti dalam penyampaian, Ketua DPD DIY AKJII RM. Kukuh Hertriasning ( Gusti Aning cucu Sri Sultan HB VIII ) , Yogyakarta darurat sampah menumpuk berhari-hari di Tempat Penampungan Sementara (TPS ) Kota Yogyakarta dikarenakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan tutup.
“Ngayogyakarta darurat sampah kian nampak didepan mata karena diperkirakan daya tampung TPA Piyungan hanya sampai pertengahan 2023. Untuk itu pengelolaan sampah harus menjadi tanggung jawab semua masyarakat selaku produsen sampah,” jelas beliau saat mengadakan Rapat tertutup dengan DPP AKJII dikediaman beliau,Kamis (27/06/2023).
Kota Yogyakarta mempunyai tujuan mengembangkan wisata lokal yang pastinya memiliki kewajiban menjaga keindahannya guna memastikan kenyamanan pengunjung wisatawan yang ingin berkunjung.
“Beberapa tahun terakhir seakan menjadi problem serius di tengah masyarakat Kota Pelajar ini.Kita bisa meminimalisir serta memupus tumpukan sampah. Hal ini merupakan masalah serius. Marilah AKJII menjadi mitra pemerintah, menjadi fungsi kontrol, dan memberitakan yang memang sudah meresahkan untuk masyarakat sekitarnya dengan adanya tumpukan sampah tersebut,untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap sampah yang sdh membuat tidak nyamannya warga setempat,” paparnya.
Dalam acara sharing season Sekretaris Jenderal AKJII Ni Dewi Atikah merespon dan menanggapi ide gagasan dari Gusti Aning. Beliau menyampaikan untuk itu AKJII turut memberitakan agar pengurus kabupaten/kota Yogyakarta bisa perhatian kepada keluhan masyarakat di wilayah itu lebih bertindak secara nyata tidak hanya diam seolah olah tidak tahu bagaimana bisa memajukan kotanya.
“Kalau keluhan kecil tidak di perhatikan apakah harus menjadi besar dahulu .Makanya AKJII di sini membantu pemerintah setempat agar lebih perhatian lagi.Yang pasti AKJII bermitra dengan Pemerintah serta ikut Action,” tegas Sekjen AKJII.
(Red/Mawan/Edy).
