UPACARA ADAT DAN TRADISI NYADRAN GEDHONG PULUNGSARI SEMIN GUNUNGKIDUL

WARTA-JOGJA.COM | Semin – Gunungkidul – Tradisi Nyadran di makam Gedhong Pulungsari, Dusun Kedondong Sedono, Kalurahan Pundungsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul rutin digelar warga setiap bulan Besar pada penanggalan Jawa.

Pada hari ini Kamis Legi 29 Juni Tahun 2023 masyarakat menggelar Nyadran di makam petilasan GRM. Sumadi dan GRAy. Sudarminah yang terletak di pedukuhan tersebut. Dengan mengenakan busana adat dan sesaji berupa ingkung ayam, nasi kuning dan juga aneka hasil bumi dipersembahkan warga untuk tradisi Nyadran.

Makam tersebut berada diatas bukit, untuk melakukan prosesi upacara masyarakat sekitar mendaki bukit dengan membawa sesaji, memikul gunungan.
Juru kunci makam bernama Kahono menjelaskan kepada awak media warta-jogja.com tentang sejarah singkat upacara nyadran. Dalam penjelasannya beliau menyampaikan,para pendahulu kita nenek moyang mempercayai bahwa setiap tahunnya menggelar upacara adat dimakan ini.

“Dari dahulu bagi yang mempunyai hajat bisa dilakukan dimakam ini seperti nyadran hari ini,” jelas juru kunci.

Silahkan Baca  SUKSESKAN PEMILU 2024 POLDA DIY BENTUK TIM ANTI HOAX,CEGAH PENGHASUTAN & ISU

Di Dusun Kedondong Sedono kami membetuk Paguyuban Sekar Cempoko Mulyo setiap tahunnya melaksanakan upacara adat disini.Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Kalurahan Pudungsari saja,dari luar daerahpun juga datang kesini, baik dari Wonogiri, Semarang, Salatiga, Boyolali bahkan dari lain Propinsi pun hadir disini. Pada tahun kemarin 2022 juga dihadiri dari NTT dan Kalimantan.

Juru Kunci makam (pesarean) GRM. Sumadi dan GRAy. Sudarminah menjelaskan lebih lanjut bahwa tradisi nyadran Gedong Pulosari digelar untuk memperingati wiyosan atau ulang tahun GRM. Sumadi dan GRAy. Sudarminah yang keduanya merupakan putra dan putri Sri Sultan Hamengku Buwono II.

“Menurut sejarah di buku besar Putra Sri Sultan Hamengkubuwono II mempunyai putra berjumlah 80 orang.Yang dimakamkan disini merupakan putra yang ke-53 dan yang ke-59.Mereka merupakan kakak dan adik dilahirkan dari Raden Ayu Gusti Kencono (Kencono Wulan).Mengapa diperingati? Karena putra-putri tersebut meninggal disini,” jelas Kahono.

Silahkan Baca  KENDARAAN MOTOR HONDA SCOOPY TERJERUMUS MASUK SELOKAN REST AREA PATUK 

Upacara Nyadran diperingati setiap bulan Besar di hari Senin Legi dan Kamis Legi.Sebelum acara dimulai pada malam hari banyak yang datang berziarah disini,mereka memanjakan do’a dan tirakatan.
Karena acara ini setiap tahunnya kami selenggarakan (Kalender Event) kami mendapatkan bantuan yang bersumber dari Dana Keistimewaan (Dana is) dan kami mendapatkan penghargaan dari Sri Sultan Hamengkubuwono X yaitu penghargaan ‘Pelaku Dan Pelestari Adat Tradisi ‘.

“Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada RM.Kukuh Hertriasning (Ndoro Aning) dan Istrinya Nine Ganda Prasari (Ndoro Sari) selaku kerabat Kraton Ngayogyakarta telah hadir dalam upacara Nyadran dan selalu membimbing kami cara Nguri-uri adat dan budaya.Harapan kami semoga Pemerintah Daerah ikut peduli akan Adat dan Budaya yang ada di Gunungkidul tercinta,” imbuhnya.

Silahkan Baca  INSPEKTORAT DIY GERAM DENGAN PERILAKU LURAH TERKAIT PENYALAHGUNAAN TKD, MEMINTA SEMUA LURAH MENAATI ATURAN

Turut hadir dalam upacara Nyadran tersebut RM.Kukuh Hertriasning (Ndoro Aning) dan Istrinya Nine Ganda Prasari (Ndoro Sari). Dalam acara sarasehan RM.Kukuh Hertriasning menyampaikan,rasa puji syukur kehadirat Allah SWT pada kesempatan kali ini kita bisa berkumpul kembali dengan keadaan sehat dan bisa melaksanakan upacara Nyadran secara bersama-sama. Support selalu untuk masyarakat yang tergabung Paguyuban Sekar Cempoko Mulyo pada hari ini masih setia serta terus berupaya merawat peninggalan leluhur,adat dan budaya disini masih dengan baik.
Tradisi ini merupakan salah satu kekayaan budaya Gunungkidul . Kedepannya adat dan budaya tetap dilestarikan sampai regenerasi berikutnya.

“Support selalu saya berikan kepada Paguyuban Sekar Cempoko Mulyo serta kepada Pemerintah Kalurahan Pudungsari atas solidaritasnya bersama-sama mempertahankan dan melestarikan adat dan budaya disini,” Jelas Ndoro Aning.

(Red/Mawan/Edy) .

Penulis

Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *