WARTA-JOGJA.COM | Lampung – Waka III STEBI Al-Muhsin Yogyakarta Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Ustadz Rustam Nawawi Pelaco, M.Pd di dampingi Abdul Wahid gelar Batin Pengawas bin Ismail gelar Mustajab bin Ahmad Gelar Batin Besawik bin Alwi Gelar Pengiran Puting bin Muhammad Kusuma Yuda dari daerah Keraton Balau menghelat silaturahmi/anjau silau dan mohon do’a restu kepada tokoh adat yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Kemenag Kab Way Kanan dan Kemenag Kab Lampung Selatan, Puan Pun YM Drs. H. Alamsyah, M.Pd.I gelar Pengiran Rajo Alam ke-IX di Way Halim Bandar Lampung, Lampung.
Silaturahmi dengan tokoh adat dari Buay Pelaco yang juga masih keturunan Tuan Segarit. Tuan Segarit merupakan kakak Ratu Pugung yang sudah Islam dan memilih berdakwah menyebarkan agama Islam wasathiyah di Tiyuh/Desa Gunung Sugih Besar, Marga Sekampung Udik, Lampung Timur bersama putra dan menantu, yang kemudian dilanjutkan oleh keturunannya bernama Kyai Hasan Temanggung Jayo Dipo bin H. Abdurrahman. Kyai Hasan juga masih Puan/Paman Pengiran Rajo Alam ke-IX.
Tuan Segarit memiliki peran penting dalam melamarkan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dengan Putri Sinar Alam untuk di jadikan Istri dari keratuan Pugung yang masih menganut Hindu-Budha.
Pengiran Rajo Alam ke-IX menyampaikan, “Tuan Segarit bin Rakkal Jimat merupakan sang pendakwah dari keratuan Pugung, karena adiknya Ratu Pugung masih Hindu-Budha, beliau memilih berdakwah di Tiyuh Tuho Gunung Sugih Besar Marga Sekampung Udik Lampung Timur yang saat ini dilanjutkan oleh keturunannya.” Jelasnya pada Redaksi warta Jogja Rabu, 12 Juli 2023.
Sementara Ustadz Rustam, berharap momen silaturahmi dan memohon do’a restu ini generasi muda untuk mencari ilmu dan berkarya di negeri seberang, agar memperoleh ilmu bermanfaat terutama bagi Mahasiswa STEBI Al-Muhsin aamiin.” Harap Pengasuh Bimbel Nurus Jogja tersebut.
Selain itu, Ustadz Rustam menambah semangat santri dan mahasiswa dari Bumei Tuwah Bepadan (Lampung Timur) belajar ilmu umum dan agama di Bumi Mataram (Daerah Istimewa Yogyakarta) dalam tradisi tholabul ilmi di pondok pesantren ini mewarisi jejak sejarah leluhur, seperti pada
masa Tuan Syaikh putra Tuan Segarit di Kota Bumi wilayah Kraton Dipuncak dan mendalami ilmu agama di Mekkah. Tradisi itu dilanjutkan oleh Ismail Mustajab yang belajar agama di Cirebon, Ustadz Ibrahimsyah gelar Radinsyah di Kota Bumi, Ustadz Mahmud di Jember Jawa Timur. ( Rtm)