WARTA-JOGJA.COM | YOGYAKARTA-Secara terang-terangan Tim Sukses Anies-Muhaimin (AMIN) menyampaikan bahwa pasangan AMIN memang tidak mencantumkan tentang Ibu Kota Nusantara (IKN). Alasannya, IKN merupakan prioritas utama program pemerintah yang dijalankan saat ini.
Juru bicara Pasangan AMIN, Prof Sulfikar Amir yang merupakan Pakar Sosiologi Perkotaan dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura mengungkapkan, tidak adanya kata IKN dalam visi dan misi AMIN disebabkan pembangunan ibu kota baru untuk kepentingan sekelompok tertentu.
Selain itu, proyek IKN itu membutuhkan sumber daya dan sumber dana yang sangat besar. Padahal, masih banyak persoalan penting lain yang dihadapi saat ini yakni mulai dari ketimpangan, stunting, kesehatan ibu hamil, penegakan hukum, perkotaan, lingkungan hidup dan permasalahan lain.
Dengan demikian, salah satu program unggulan AMIN adalah menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak 15 juta melalui program-program pre reindustrialisasi.
Menurut Sulfikar, program re-Industrialisasi sangat penting untuk dilanjutkan karena ketika melihat beberapa tahun terakhir terdapat program hilirirasi, namun program itu tidak terlalu bermanfaat lantaran berdampak negatif terhadap masyarakat Indonesia seperti ketimpangan sosial dan lingkungan di lokasinya.
Maksudnya, industri-industri yang akan dibangun itu adalah dengan menggunakan sumber daya lokal dengan memanfaatkan SDM-SDM lokal.
Harapannya, ini akan menghasilkan peluang di berbagai sektor antara lain sektor manufaktur yang menciptakan lapangan pekerjaan dengan jumlah banyak, misalnya industri tekstil, garmen, industri pemrosesan makanan, industri furniture dan sebagainya.
Sulfikar menyebut, reindustrialisasi akan dijalankan dengan dua hal. Yang pertama perbaikan SDM lokal melalui pendidikan vokasi lebih baik, yang kedua adalah perbaikan sistem logistik.
“Nah ini yang tidak dilakukan oleh pemerintah sebelumnya selama 10 tahun terakhir. Jadi logsitik itu kata kunci supaya sistem re-industrialisasi kita itu efisien,” ujar Sulfikar di Yogyakarta, Senin (20/11/2023).
Menurutnya, meski Indonesia sekarang sudah banyak infrastruktur tetapi tidak ada efek terhadap sistem logistik nasional.
“Nah ini yang perlu kita perbaiki bagaimana supaya barang barang itu secara murah dan mudah (Misal dari Sumatera ke Jawa, dari Jawa ke Manado dan sebagainya) selama ini tidak dikerjakan secara benar. Jadi sistem logistik, vokasi, dan re-industrialisasi,” terangnya.
Sulfikar menegaskan, program unggulan ini sebagai agenda perubahan dengan target realistis dan tidak ambisius.
“Saya terlibat dalam penyusunan visi, misi dan program Pasangan AMIN untuk beberapa poin. Visi dan misi AMIN realistis, tidak mengawang-ngawang, tidak ambisius, dan tidak sekadar slogan. Sangat realistis dan tidak ada satu kata pun tentang IKN (Ibu Kota Nusantara),” terang Sulfikar.
(Red/Mawan/Olivia Rianjani).