BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA REPUBLIK INDONESIA (BPIP) PEDULI STUNTING DI GUNUNGKIDUL SEBAGAI PENGUATAN NILAI PANCASILA 

WARTA-JOGJA.COM | GEDANGSARI-GUNUNGKIDULBadan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) gerakkan seluruh unsur untuk bergotong royong tekan kasus stunting di Indonesia.Hal tersebut terbukti pada hari Minggu (10/12/2023) di aula Kantor Pemerintahan Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul mengadakan acara bertajuk ‘Pancasila Dalam Tindakan Gotong-royong Menurunkan Stunting Di Kabupaten Gunungkidul ‘.

Acara dimulai pukul 07:00 WIB sampai selesai dengan dihadiri Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D (Kepala BPIP RI),Jhon Eko Sudarto (Kesbangpol Gunungkidul),Ir Prakoso (Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi BPIP RI),Prof. Dr. H. Agus Moh Najib, S.Ag., M.Ag, Dr.Diah Prasetyorini, M.SC,Khoirul Anam, S.H.I., M.S.I,Panewu Gedangsari, Forkompinkap dan Ibu Hamil dan anak-anak balita.

Dalam sambutannya  Ketua Panitia Ali Usman M.SI mengucapkan ucapan terimakasih kepada Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) RI yang telah mempercayai Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga yang menjadi penjembatan antara BPIP RI dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Terimakasih juga dihaturkan atas respon yang sangat baik dari pemerintah Kabupaten Gunungkidul sehingga dapat terlaksana acara “ Pancasila dalam tindakan; gotong royong menurunkan stunting di Kabupaten Gunungkidul” yang bertempat di kantor kapanewon gedangsari.

“Kami selaku ketua panita tak lupa memohon maaf apabila dalam acara yang terselenggara antara BPIP RI dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ada banyak kekurangan, hal tersebut akan menjadi masukan serta evaluasi kedepannya agar semakin baik,” paparnya.

Mewakili bupati Gunungkidul pada kesempatan ini Jhon Eko Sudarto (Kesbangpol Gunungkidul) dalam pidatonya menyampaikan upaya yang telah dilakukan BPIP RI  Dengan tema Pancasila dalam tindakan; gotong royong menurunkan stunting di Kab Gunungkidul sejalan dengan niat dan tujuan dari pemerintah Kab Gunungkidul

Ibu hamil harus mendapatkan asupan gizi yang cukup agar tidak terjasi stunting serta bayi yang nanti dilahirkan mampu tumbuh kembang dengan baik serta dapat bersaing dalam prestasi.

Upaya dalam menurunkan stunting adalah tanggung jawab dari semua pihak, hal tersebut dimulai dari jaminan ketercukupan asupan gizi ibu hamil dan balita yang ada.

“Kami ucapkan terimakasih kepada BPIP RI dan UIN Sunan Kalijaga yang telah memilih lokasi Gunungkidul dalam upaya penurunan Stunting, dengan harapan diadakannya kegiatan tersebut dapat membantu mengurangi stunting yang ada di Kab Gunungkidul,”paparnya.

Terlihat para ibu hami dan anak balita dengan penuh semangat dan antusias duduk serta menyaksikan acara tersebut dengan seksama.Dengan penuh kasih mereka mendampingi putra-putrinya.Balon berwarna merah yang bertempel icon BPIP dipegang anak-anak sebagai bukti kesungguhan BPIP dalam penangan stunting di Gunungkidul.

Untuk menambah meriahnya suasana pihak Panitia penyelenggara mensajikan hiburan tarian budaya lokal Gunungkidul selaras dengan alunan musik klasik khas dengan Sound System yang menggelegar.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampian pidato dari Ir Prakoso (Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi BPIP RI) dalam sambutanya ia mengidukatif Salam Pancasila sudah disosialisasikan dalam upacara. Intervensi dari pemerintah pusat melalui BPIP untuk adanya sosialisasi BB BPIP RI bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya dengan UIN Sunan Kalijaga, serta dalam hal ini BPIP RI juga menjalin kerjasama dengan BKKBN yang akan memberikan informasi terkait upaya penurunan stunting.

BPIP RI hadir di Kabupaten Gunungkidul di Kapanewon Gedangsari untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila, yang mana nilai-nilai tersebut tidak hanya tercermin dalam penyusunan peraturan akan tetapi juga dalam tindakan serta kehidupan berbangsa dan bernegara.

Silahkan Baca  Jika sahwat kekuasasn lebih besar dari tanggung jawab dapat merusak kedaulatan Bangsa

BPIP RI hadir dengan tema Penurunan Stunting adalah sebagai salah satu upaya untuk melahirkan generasi unggul yang akan menjadi generasi penerus bangsa indonesia.

Upaya penurunan stunting dimulai dari angka ketercukupan gizi pada ibu hamil dan juga sibayi yang dilahirkan sampai dengan fase 1000 hari pasca kelahiran.

“Semoga upaya dan niat baik ini akan membawa dampak baik untuk Kab Gunungkidul khususnya kapanewon Gedangsari dalam upaya menekan serta menurunkan angka stunting diwilayah tersebut,” jelasnya.

Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba,terlihat Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D (Kepala BPIP RI) naik keatas panggung dengan gaya khasnya melambai kepada para tamu undangan ,senyum ramah kapada anak-anak balita.

Dalam pidatonya ia menyampikan rasa puji syukur atas Rahmat Allah SWT atas segala nikmat dan HidayahNya bahwa dalam keadaan sehat kita BPIP dan masyarakat Gunungkidul khususnya anak balita dan ibu hamil bisa berjumpa diacara yang luar biasa ini.

“Alhamdulillah kepada Allah yang telah menganugerahkan nikmat kesehatan, serta yang memberikan kenikmatan yang lainnya serta menakdirkan terlaksannya acara pada hari ini dengan tema “Pancasila dalam tindakan; gotong royong menurunkan stunting di Kabupaten Gunungkidul”,ucapnya dalam pidato.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa sesui Peraturan perundangan No 7 Tahun 2018 BPIP RI mempunyai tugas membantu pemerintah dalam menjalankan dan merumuskan kebijakan baik dalam tata regulasi maupun dalam segi implementasi.

Salah satu nilai yang terkadung dalam sila ke 5 pancasila apabila diimplementasikan dengan benar maka tidak akan pernah ada kemiskinan di negara Indonesia (Menuut Ir Sukarno).

BPIP RI telah bekerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya menurunkan Stunting diantaranya; Kab Banyuwangi, Kab Magelang, dan juga Daerah Istmewa Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk mendukung kinerja pemerintah untuk menurunkan angka stunting.

Dampak buruk dari stunting bagi sebuah negara salah satunya menurunya kecerdasan anak serta tumbuh kembang yang tidak optimal, yang sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak dimasa yang akan datang.

Atas dasar pertimbangan tersebut BPIP RI serta berdasarkan arahan dari bapak presiden RI BPIP RI Melakukan pendampingan baik dalam segi formal maupun non formal untuk mendidik ideologi generasi penerus bangsa melalui gerakan bela negara dengan mengaktualisasikan pancasila dalam tindakan.

Salam pancasila merupakan salam yang diilhami oleh salam merdeka yang diciptakan oleh Ir Soekarno sebagai salam pemersatu bangsa indonesia yang sangat plural, salam bagi bung karno adalah sebagai doa (jika anda muslim jadilah muslim indonesia, sebetu juga untuk pemeluk agama lainya)

Berdasarkan kebutuhan dan perkembangan salam merdeka dimodifikasi oleh ibu megawati menjadi salam pancasila.

“Segala perbuatan tergantung pada niatnya seperti halnya ucapan “ assalamu alaikum” berarti mendoakan keselamatan atas kalian. Salam bisa juga dimaksudkan sebagai ibadah mahdhoh dan juga ibadah muamalah (disesuaikan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan) misalnya dalam frasa : salam pancasila ( semoga selamat dalam bernegara kesatuan berdasar pancasila) , salam komando dan lain-lain,” terang pidatonya.

Salam pancasila juga sebagai upaya untuk mengurangi konflik antar umat beragama karena fanatisme beragama, dua pertiga syarat untuk mendapatkan surga adalah saling mendoakan dalam kebaikan semisal asalamu alaiku, selamat pagi, serta salam pancasila.

“Wa’tasimu bihablillahi jamia wala tafaroqu “ berpegang teguhlah kamu semua dalam jalan Tuhan dan jangan bercerai berai” orang yang berusaha merusak persatuan dengan nama apapun akan berurusan dengan pihak yang berwajib karena bangsa ini didirikan oleh para pendiri bangsa untuk bersatu,” paparnya

Silahkan Baca  PRIHATIN DENGAN STUNTING DI GUNUNGKIDUL,BKKBN MELAKUKAN ROAD SHOW DAN SOSIALISASI DI KALURAHAN PACAREJO

“Semoga kerja keras dan upaya kita dalam melaksanakan Pancasila dalam tindakan dapat menjadi upaya nyata dalam langkah untuk penurunan stunting di Kabupaten Gunungkidul.,Aamin ” tutupnya.

Dilanjutkan pidato dari Prof. Dr. H. Agus Moh Najib, S.Ag., M.Ag Upaya pencegahan stunting adalah bagian dari hifz nafs karena menjaga keselamatan jiwa, karena dalam hal ini adalah bagimana menjaga ketercukupan gizi pada ibu hamil dan juga bagi anak yang telah dilahirkan karena subbanul yaum rijalul ghodi “ pemuda hari ini adalah pemimpin dimasa yang akan datang”

Pancasila sebagai idiologi bukan hanya sebagai keyakinan dan pengetahuan, tetapi terejawantahkan dalam tindakan salah satu diantaranya adalah upaya yang dilakukan ole BPIP RI dalam pencegahan dan penurunan stunting.

Tafsir dari sila ke lima pancasila “tidak akan pernah ada kemiskinan dibumi indonesia apabila pancasila diterapkan dengan sungguh-sungguh.

Adanya upaya pencegahan stunting yang dilakukan dalam acara pancasila dalam tindakan di kapanewon gedangsari adalah salah satu upaya untuk mewujudkan indonesia emas di tahun 2045 (genap 100 th indonesia merdeka).

Sejak dahulu para pendiri bangsa sudah sangat memperhatikan tumbuh kembang generasi penerus bangsa. Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh bapak presiden soekarno yang mengamanhkan kepada istrinya untuk menuliskan sebuah buku tentang resep masakan nusantara yang berjudul “ mustika resep masakan nusantara”

Hampir semua sila dalam dapat dikaitkan dengan bagaimana pencegahan stunting, nisal sila pertama “takutlah kepada allah apabila meninggalkan keturunan yang lemah” misal sila ke empat “ musyawarah atau kesepakatan para pihak akan pentingya penurunan angka serta pencegahan stunting”.

Support terbaik kepada ibu hamil dan edukatif disampaikan oleh Dr, Diah Prasetyorini, M.SC ia menyampikan dengan jelas bahwa Stunting adalah kemungkinan gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis yang telah berlangsung lama dan tak kunjung diperbaiki. Kekurangan gizi ini ada dua fase yang pertama dalam kandungan (fase sebelum kelahiran) dan fase awal setelah kelahiran sampai usia 2 tahun. penyebabnya adalah pengasuhan yang tidak baik, kurangnya gizi pada ibu hamil, kurangnya akses bersih sanitasi serta terbatasnya akses kesehatan.

Stunting dapat terjadi karena ; kurangnya pengetahuan tentang kesehatan, tidak mendapatkan asi ekslusif dan tidak adanya mp asi.

Proses terjadinya stunting; tidak hanya bayi pasca dilahirkan tapi juga dilihat dari kondisi ibu waktu hamil, untuk ibu yang hamil atau mengandung juga perli diperhatiakan usia dan asupan gizinya.

Kondisi stunting digunungkidul naik disaat data di kab lain memliki tren penurunan. Terdapat korelasi antara stunting dan juga kemiskinan, dimana polanya adalah apabila dalam daerah tersebut angka kemiskinan tinggi dapat dimungkinkan tinggi pula angka stanting diwilayah tersebut. Sekalupun argumentasiini tidak tervalidasi 100 persen tetapi selalu ada hubungan kausalitas antara kemiskinan dan stunting.

Pekerjaan rumah yang cukup besar bagi kab Gunungkidul adalah bagaimana menurunkan tingginya angka stunting yang ada diwilayah gunungkidul.

Salah satu faktor yang menjadi penyumbang tertinggi stunting di gunungkidul adalah ibu hamil anemia, anak gizi buruk, serta persoalan obesitas dewasa ( obesutas dewasa adalah salah satu faktir yang patut diwaspadai karena potensi mengidap penyakit tidak menular).

Upaya pencegahan stunting;

– Intervensu spesifik ; screning anemia pada remaja putri yang masa subur karena akan brpotensi menjadi ibu hamil, diberikan pil tambah darah agar tidak terjadi anemia.

Silahkan Baca  MENGANTISIPASI DUKUH, PAMONG & STAFF PAMONG KALURAHAN NGAWEN TERJERAT HUKUM BUPATI MEMBERI PEMBINAAN

– Intervensi sensitif  ; akses sanitasi dan sebagainya.

Pemantauan perkembangan balita di posyandu agar dapat didentifikasi perubahan berat badan dan perkembangan balita, setiap balita wajib imunisasi sesuai dengan himbauan dari pemerintah.

Stunting bukan stigma tetapi stunting adalah proses kronis, kalau ada anggapan stunting dipengaruhi oleh kemiskinan hal tersebut bisa jadi benar akan tetapi tidak selalu menjadi faktor utama dalam kejadian kasus stunting.

Upaya pencegahan dan pengurangan stunting adalah langkah awal untuk mewujudkan indonesia emas tahun 2045.

“Salah satu upaya untuk mencegah stunting adalah dengan memberikan pola makan yang baik, menjadikan makan adalah hal yang membahagiakan bagi si anak. Mengenalkan berbagai menu makanan kepada anak, disaat anak makan lebih difokuskan ke makanan bukan mainan misal Handphone dan sebagainya, “terangnya.

Sesi pidato terakhir disampikan Khoirul Anam, S.H.I., M.S.I ia menjelasakan Stunting adalah persoalan serius bagi bangsa dan negara karena salah satu mewujudkan cita2 indonesia emas 2045 salah satu upaya nyata yang dilakukan agar cita-cita tersebut dapat terwujud adalah dengan cara mencegah stunting.

Stunting tidak hanya mengarah kepada persoalan fisik yang dapat diamati oleh pengamatan inderawi akan tetapi juga kecerdasan kognitif serta metabolis si anak.

Stunting ini dapat diatasi dengan cara menggandeng para stake holder, LSM maupun Pihak swasta  yang mana tujuan sinergi berbagai pihak tersebut dapat menekan angka stunting yang ada.

Stunting ini juga menjadi problem karena adanya kesenjangan dan ketidakmerataan penghasilan dan ekonomi karena kemiskinan berkontribusi nyata pada tingginya angka stunting, hal ini menjadianeh dan kurang pas dinegara ini yang mayiritas agraris yang mudah untuk akses terhadap pangan.

Salah satu tingginya angka stunting diantaranya ditopang dengan rendahnya pendidikan yang ada khususnya pada masyarakat kapanewon gedangsari masih banyak dijumpai anak putus sekolah dengan kurangnya pengetahuan maka dapat berpotensi kurang mampu mengoptimalkan sumberdaya yang ada misal mengolah makanan dengan benar agar kandungan gizi yang ada tetap terjaga.

Budaya dalam masyarakat juga harus dirubah dalam menyediakan asupan makanan, yang juga mempertimbangkan komposisi dari berbagai makanan, antara karbohidrat dan juga protein serta angka kecukupan serat.

Stunting bisa terjadi karena adanya ketimpangan dalam pengejawentahan sila 2 dan sila 5 pancasila, apabila kandungan nilai2 dalam sila tersebut belum terelisasi akan banyak ketimoangan dalam masyarakat.

Tujuan negara dalam pembukaan UUDN RI 1945

– Memajukan kesejahteraan umum

– Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumoah darah indonesia.

– Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hal tersebut tertuang dalam pasal 27 ayat 2 (Warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak ). Pasal 28 ayat 2 (anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang ),.

Diperlukan support dana untuk mencegah dan menurunkan angka stunting dan para pihak terkait diminta bergandengan tangan untuk saling berkontribusi dalam niat baik ini guna terwujudnya cita-cita indonesia emas 2045.

Dipenghujung acara Kepala BPIP RI Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D beramah-tamah dengan para tamu undangan ,kepada balita dan ibu hamil dengan melakukan interaksi sharing session saling mengenalkan satu dengan yang lain dengan memberikan bingkisan dan mengabadikan momentum ini dengan berfoto bersama.

(Red/Mawan).

Penulis

Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *