YOGYAKARTA || WARTA-JOGJA.COM -Perempuan yang satu ini adalah salah satu muallaf yang tetap tabah menghadapi tantangan hidup. Hj. Ch.Endah Indriyatri lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga Katolik. Aktifis mudika salah satu gereja di Yogyakarta. Dari kecil sekolah di lingkungan yayasan dan perguruan tinggi bernafaskan keagamaan yang sama.
Putri almarhum M.Siswanto (yang semasa hidupnya mengajar di SMK 1, Kasihan, Bantul) sekarang tinggal dan menetap di Kota Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah bersama anak lelaki satu-satuanya.
Ada yang menarik mengulik bagian kecil kehidupannya. Hj. Ch. Endah Indriyatri muallaf sejak menikah dengan Maryanto. Dikaruniai satu anak laki-laki yang sekarang tumbuh menjadi pria dewasa, bekerja di perbankan. Maryanto, S.Sn adalah seorang wiraswasta lulusan ISI Yogyakarta jurusan Etnomusikologi.
Endah, panggilan akrap perempuan paruh baya ini mengajar di salah satu sekolah taman kanak-kanak di kota kecamatan Ungaran Barat.
Endah ternyata dibalik tubuhnya yg bisa dibilang gagah sebagai perempuan yang punya perawakan tinggi besar belasan tahun lalu mengidap sakit jantung. Terlalu sering keluar keringat dingin, sering tiba-tiba pingsan, sesak dan susah bernafas hingga harus dibantu dengan oksigen. Minum obat rutin untuk membantu meringankan kerja otot jantung.
“Inilah takdir itu. Tuhan telah menuliskannya untukku,” papar Hj. Ch. Endah Indriyati terus saja menceritakan banyak hal ke responden di rumahnya, Ungaran.
Awal-awal ketika divonis kelainan organ jantung hidup dan kehidupannya segera akan berakhir. Namun berkat suami dan anak yang selalu perhatian membuat Endah kembali merenda harapan selangkah demi selangkah. Katanya menerawang seolah ingin menggambarkan kembali semua rangkaian hidup yang dialaminya.
Yang terjadi kemudian justru Ayah (panggilan kesayangan untuk Maryanto suaminya) mendadak dipanggil Tuhan untuk menghadap saat Covid ’19 masih melanda di Negeri ini.
“Padahal kami sekeluarga baru saja pulang dari Yogya masih sehat walafiat bahkan Ayah masih sempat bergabung dengan bapak-bapak yang lain di pos ronda belakang rumah, lanjutnya,”jelasnya dengan sedih.
Diketahui bahwa akhirnya teman-teman, saudara, kolega akhirnya memaklumi kondisi Endah Guru TK yang cantik ini mempunyai kelemahan di jantung.
Meski demikian Endah tetap optimis menghadapi, menghadang bahkan menjemput hari-hari ke depan karena ia merasa berada di lingkungan yang baik dan tepat. Disamping kontrol rutin, minum obat sesuai resep dan anjuran dokter juga mengkonsumsi obat herbal.
“Saya harus beradaptasi dengan diri saya sendiri.Butuh waktu dan proses panjang untuk bisa menerima dan melaluinya. Akhirnya bisa berteman nyaman dengan dirinya sendiri tanpa banyak mengeluh,”katanya.
Ketika ditanya bagaimana ia bisa melalui semua ini baik tentang kondisi tubuhnya, lebih-lebih setelah kepergian mendiang suami yang tentu sangat menyayangi buah hati dan istri?
Jawabnya simpel, “Saya harus melanjutkan kehidupan ini karena Ayah mempercayakan mengasuh anak semata wayang dengan cara hidup apa adanya. Patuh dengan aturan serta anjuran hidup sehat sesuai kondisi tubuh saya. Tidak gampang menyerah. Selalu bersujud dan bersyukur atas semua karunia Nya,” tutupnya.(Red/Rudatin).