GEDANGSARI-GUNUNGKIDUL || WARTA-JOGJA.COM – Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2022 Kabupaten Gunungkidul telah mengalami bencana tanah longsor sebanyak 370 kali dan Kapanewon Gedangsari menduduki peringkat pertama dengan jumlah kejadian longsor terbanyak, yaitu 75 kali.
Pasca kejadian itu Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah Gunungkidul.
Kegiatan pengabdian tersebut terkait sosialisasi hasil Inventarisasi Potensi Bencana Alam Tanah Longsor di Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul,Jumat (01/03/2024).
Dijelaskan oleh Adi Wibowo selaku Ketua Tim Pengmas mengatakan daerah yang paling rawan bencana tanah longsor adalah di Kapanewon Gedangsari.
“Karena wilayahnya yang berbukit-bukit dengan jenis tanah latosol, sedimen taufan dan batuan vulkanik ,faktor ini sangat mendominasi adanya rawan longsor,”
Dengan dilakukannya inventarisasi potensi bencana alam tanah longsor dengan mengamati kondisi fisik lingkungan dan didukung data kejadian longsor.
“Data dari BPBD sejak tahun 2013 hingga 2023 menjadi acuan untuk mengantisipasi kejadian kedepanya,” jelasnya.
Dijelaskan lebih lanjut Proses ini dilakukan untuk merumuskan permasalahan yang terjadi di Kapanewon Gedangsari baik dari segi kondisi fisik Kapanewon Gedangsari maupun sosial masyarakatnya.Sebagai solusinya dengan pembuatan peta dari variabel-variabel penentu untuk menunjukkan daerah rawan bencana dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi tanah longsor.(Red/Mawan).