YOGYAKARTA || WARTA-JOGJA.COM -Massifnya dugaan berbagai kecurangan Pemilu 2024 mewarnai perbincangan publik sepekan terakhir. Mulai dicoblosnya kertas suara untuk paslon capres cawapres tertentu, maraknya politik uang, penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik, intimidasi oknum aparat hingga penggelembungan penghitungan suara. Sistem rekapitulasi suara KPU Sirekap dituding bermasalah dan sengaja disetting untuk menggelembungkan paslon capres/cawapres tertentu.
Setelah menggeruduk Komisi Pemilihan Umum (KPU DIY) pada Rabu (21/2) kemarin, puluhan warga dari elemen Gerakan Rakyat Untuk Demokrasi dan Keadilan Yogyakarta (Garda) kembali menggelar aksi teaterikal, kali ini mereka menggeruduk kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY, Kamis (22/2/2024).
Berjalan tak jauh menuju Bawaslu DIY sekitar pukul 12.30 WIB, massa kompak berpakaian badut sembari mengarak hiasan kaleng kerupuk berukuran jumbo bertulis ‘Krupuk Mlempem Award’.
Sepanjang jalan, massa menari edan-edanan dengan membawakan sejumlah spanduk seperti ‘Pilpres Ulang Tanpa Jokowi’ hingga ‘Tolak Pemilu Curang’.
Tarian itu diiringi oleh perabot rumah tangga seperti wajan hingga panci yang dipukul-pukul layaknya alat musik.
“Pemilu ulang tanpa Jokowi,” teriak massa sepanjang jalan itu.
Dalam orasinya, massa mengungkapkan beberapa alasan menggeruduk Bawaslu DIY, termasuk mereka menilai banyak kecurangan pemilu maupun sebelum pemilu 2023 yang nyaris hilang dari sorotan publik.
“Sudah jelas banyak kecurangan dipemilu kali ini, mulai dari dicoblosinya surat suara untuk capres/cawapres tertentu, maraknya politik uang, pembagian bansos jelang pemilu, penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik, intimidasi oknum aparat sampau penggelembungan penghitungan suara,” terang Koordinator aksi kepada wartawan usai orasi, Kamis (22/2/2024).
“Bahkan kepuasan publik untuk pelaksanaan Pemilu kali ini sangat rendah. Suara kita untuk dilakukan Pemilu ulang bahkan penolakan hasil Pemilu saat ini belum juga digubris,” sambung Arya.
Adapun filosofi Kerupuk Mlempem menurut mereka, diibaratkan seperti barang yang sudah tidak berguna lagi.
Dengan demikian, Arya mewakili massa aksi pun menyerahkan award Krupuk Mlempem kepada Ketua Bawaslu DIY Mohammad Najib.
“Kami sudah muak dengan pemerintahan saat ini, maka seperti yang dilihat diakhir orasi tadi kami telah berikan kerupuk mlempem itu ke Bawaslu sebagai simbol sikap yang lemah terhadap KPU,” tandasnya.(Red/Mawan/Olivia Rianjani).