YOGYAKARTA || WARTA-JOGJA.COM – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Suka) menggelar pameran bisnis bertajuk Business Exhibition PAI 21, di Taman FITK, Kamis, (13/06/2024).
Dalam kegiatan yang dilangsungkan sehari dimulai pukul 08.00 Wib tersebut dipamerkan hasil karya mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), baik berupa produk maupun jasa.
Kegiatan dibimbing para dosen pengampu yaitu Prof. Dr. Hj. Erni Munastiwi, M.M.; Dr. Shaleh, S.Ag., M.Pd., CRMP.; Dr. Muhammad Anshori, M.Ag.Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dan dukungan dari Kaprodi PAI, Prof. Dr. Eva Latipah, S.Ag., S.Psi., M.Si. dan Sekprodi Dr. Mohamad Agung Rokhimawan, M.Pd.
Salah satu dosen pengampu, Dr. Shaleh, S.Ag., M.Pd., CRMP mengatakan bussines exhibition adalah rangkaian terakhir dari perkuliahan praktik Bussines smester 6 pada Kelas A dan B Angkatan 2021 PAI FITK UIN Suka.
Shaleh menjelaskan, mata kuliah ini bertujuan untuk membekali mahasiswa agar mampu mempraktekan konsep edupreneur Islami yang mendukung kemandirian ekonomi mahasiswa.
“Mahasiswa dilatih untuk merespon lingkungannya masing-masing, memetakan permasalahan, dan kebutuhan masyarakat di mana mereka berada. Selama paruh semester pertama, mereka difasilitasi untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menjawab permasalahan atau kebutuhan masyarakat tersebut. Hasil kreatifitas dan inovasi dikemas dalam wujud produk yang bemilai enonomi, bermanfaat, dan dikembangkan dengan menerapkan nilai-nilai Islami,” tuturnya di sela acara.
Menurut Shaleh, nilai Islami diterapkan dengan pendekatan ekonomi profetik yang meliputi prinsip-prinsip, yaitu: shidiq, amanah, fathonah, dan tabligh.
Sifat shiddiq bermakna bahwa pebisnis harus memiliki sifat integritas dan jujur, artinya para pebisnis harus melandasi setiap ucapan, sikap, serta perbuatan dengan kejujuran dan integritas sesuai dengan ajaran Islam.
Yang kedua, tabligh berarti pelaku usaha harus menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada umatnya tanpa mengurangi sedikitpun perintah yang diterimanya. Penerapan Sifat tabligh dalam bisnis dilakukan dengan memberikan informasi secara benar, bertanggungjawab, transparan, dan efektif dalam mengkomunikasikan produk yang dimiliki.
Ketiga, sifat amanah menekankan bahwa pebisnis harus dapat dipercaya oleh pelanggan. Mereka harus menjaga kepercayaan pelanggan dengan penuh tanggungjawab baik secara hukum negara dan hukum agama.
Keempat, jiwa fathonah (cerdas) perlu dikembangkan dan dipelihara oleh para pebisnis untuk dapat merespon permasalahan dan kebutuhan konsumen/lembaga bisnisnya dengan cerdas, kreatif dan inovatif dilandasi oleh sifat arif dan bijaksana.
Produk dan Jasa Karya Mahasiswa : Sementara itu, Dr. Muhammad Anshori, M.Ag. menambahkan, dari proses pendampingan di paruh semester pertama, atas jeris payah dan semangatnya, mahasiswa telah mampu menghasilkan 42 produk yang dikembangkan secara individu maupun kelompok.
Ada 33 produk barang, yaitu: Basreng, Manik-Manik, Gelang Hitam, Buku & Literasi Digital, Citul, Onde2, Minyak Goreng + Skinker, Cireng, Pempek, Pangsit, Kerudung, Buket, Ganci, Pecel Lele, Ceker Setan, Cheese Roll, Mochi + Dimsumroti Panggang, Gecok, Takoyaki Zama, Piskar, Nasi Kepal, Camirolly, Nasi Cup, Bakpia, Moodbost (Pisang Risol), Salad, Gescok Slay, Madu, Digi Tasbih, Alat Bantu Disabilitas.
Untuk 13 Produk Jasa, Meliputi: Tour Guide, Bimbel Fatonah, Jasa Desain, Bimbel Gen Smart, Bimbel 77, Pulsa, Wifi Service Management, Kos2an, Service Pc, Kripto (Saham), Ruang Umptkin, Bengkel, Cuci Sepatu.
“Produk-produk ini mulai dipasarkan pada paruh semester kedua dan dilaporkan perkembangannya setiap tahapan untuk dievaluasi setiap minggu. Hasil evaluasi ditindaklanjuti dengan pembimbingan oleh dosen pengampu dengan metode konsultansi dan pendampingan. Artinya mahasiswa yang memiliki kesulitas dalam praktik bisnis dapat berdiskusi dengan dosen pengampu untuk menemukan alternatif solusinya,” terangnya.
“Hal penting dalam proses perkuliahan yang dilakukan adalah menjaga semangat mahasiswa agar tidak mudah menyerah ketika menemui kesulitan-kesulitan di lapangan,” sambung Anshori.
Untuk memotivasi mahasiswa setiap minggu mereka diberikan penyemangat dengan meneriakkan yel-yel, diantaranya “Semangat pagi! Pagi…pagi…pagi Pengusaha muda! Semangat pantang menyerah” dan “Pengusaha muda! Sukses untuk bangsa, Pengusaha muda! Jaya mendunia,”.
Menurutnya, secara filosofis yel-yel tersebut bermakna bahwa berwirausaha memerlukan semangat yang tak pernah padam, terus-menerus berjuang tanpa menyerah, ketika menemui kesulitan, harus berpikir kreatif, inovatif, dikuatkan dengan do’a, da tawakkal kepada Allah untuk dapat menyelesaikannya, hingga menemukan kesuksesan.
“Kesuksesan yang diimpikan bukan hanya untuk pribadi, namun juga didedikasikan untuk keluarga, orang tua, masyarakat sekitar, bangsa dan negara Indonesia, bahkan untuk dunia,” pungkasnya.
(Penulis : Olivia / Editor : Mawan).