
GUNUNGKIDUL || WARTA-JOGJA.COM – Lakpesdam Nahdatul Ulama ( NU ) Kabupaten Gunungkidul bekerja sama dengan pendamping Program Penguatan Pemerintahan Dan Pembangunan (P3PD), mengadakan pelatihan pembawa acara dalam bahasa jawa (Pambyoworo), penerapan dan pelestarian bahasa jawa serta pelibatan Pemuda dalam membangun desa. Acara berlangsung di Balai Kalurahan Petir, Rongkop, Gunungkidul, DIY, pada hari Senin 18 November 2024.
Para peserta pelatihan yang terdiri dari berbagai unsur perwakilan masyarakat dari 13 Padukuhan se-Kalurahan Petir, dengan antusias mengikuti pelatihan sejak jam 08:00 wib hingga sekitar jam 13:00 wib, menyimak dan mencatat materi yang disampaikan oleh tiga nara sumber yaitu, Praworo, S.Sn, Maryanto dan Nuryadin.
Sebelum ketiga narasumber menyampaikan materinya, disampaikan penjelasan oleh pendamping P3PD Gunungkidul Rosyid Efendi, M.M, mengenai tujuan diadakanya pelatihan hari ini oleh Lakpesdam NU selaku pelaksana dari Kementrian Desa untuk Kalurahan Petir. Kenapa diambil materi kususnya tentang bahasa jawa karena dianggap penerapan dan penggunaan bahasa jawa untuk berkomunikasi sehari – hari, sudah mulai luntur, bahkan memorihatinkan, terang Rosyid.
Sementara itu Lurah Kalurahan Petir, Sarju, SIP, dalam sambutanya mengucapkan terimakasih kepada Lakpesdam NU Gunungidul serta oendamping desa Insklusi dari P3PD yang sudah menunjuk Kalurahan Petir untuk menggelar acara pelatihan seperti ini. Kami berharap kepada semua peserta untuk mengikuti pelatihan hari ini dengan baik hingga selesainya pelatihan.
Praworo, S.Sn yang menjadi narasumber pertama menyampaikan materi menjadi pambyoworo atau MC berbahasa Jawa. Dengan berbagai penjelasan bagaimana caranya menggunakan bahasa jawa baik dan benar.
Sementara itu nara sumber kedua yaitu Maryanto lebih kepada penekanan praktik menjadi MC atau pambyoworo dengan materi Ngleluri budaya jawi, pawulang pambyoworo kangge poro taruno mudo lan ibu – ibu. Diantara isi materi yang harus dikuasi seorang pambyoworo ( MC ) antara lain, Angger – angger pambyoworo, perang – perangane pambyoworo, sifat – sifat, awisan pambyoworo dan8 sebagainya.
Sedangkan Nuryadin dalam materinya menyampaikan pelibatan pemuda dalam membangun desa antara tantangan dan peluang. Dikatan, bahwa partisipasi masyarakat kususnya pemuda ini menjadi kunci kesuksesan desa ketika Karang Taruna ikut berpartisipasi aktif.
Karang Taruna bisa membuat terobosan – terobosan yang membawa kemajuan dalam berbagai bidang. Terlebih saat ini merupakan generasi IT dan Industri, pungkas Nuryadin.
(Red/Wajiyo – Redaktur/Mawan)