
GUNUNGKIDUL || WARTA-JOGJA.COM – Tokoh seni karawitan yang tergabung karawitan Putri Laras setiap malam minggu legi mengadakan pelatihan rutin juga sekaligus mangayubagyo dinten kamardikan RI ke-79, bertempat di salah satu rumah tokoh seni budaya kerawitan bernama Tontro di Padukuhan Kentheng, kelurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (28/08/2024).
Kegiatan rutin dihadiri oleh para pakar seni karawitan, dan sejumlah anggota kelompok karawitan dari tiga (3) generasi di Padukuhan kentheng Pacarejo. Terpantau awak media mereka sangat harmonis mengenakan pakai seragam berwarna merah jambu bercorak batik dengan hijab berwarna merah dipadu jarik motif jogja terlihat indah selaras alunan gending jawa yang mereka alunkan.
Tidak diragukan lagi jika Gunungkidul merupakan gudangnya seniman budaya jawa, baik seni wayang, tari, seni karawitan, campursari, maupun budaya kesenian jawa lainnya dari yang klasik hingga kreasi baru (kesenian yang sudah dipadukan dengan gaya modern ).
Guna mengimbangi perkembangan zaman saat ini, bak jamur dimusim hujan, kelompok pelaku seni budaya tumbuh pesat bermunculan di Gunungkidul mulai dari tingkat pedukuhan, kalurahan hingga kapanewon, hal inilah yang menarik dan membuktikan bahwa masyarakat Gunungkidul merupakan masyarakat pecinta akan seni budaya peninggalan leluhurnya. Hal ini merupakan salah satu keberhasilah Dinas Kunda kebudayaan Kapanewon Gunungkidul serta peran serta dana keistimewaan DIY yang senantiasa memberi suport kepada masyarakat dalam melestarikan budaya jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakata ini.
Menurut keterengan ketua penyelenggara acara tersebut, yang juga merupakan ketua dari kelompok karawitan Putri laras, Kartini menjelaskan bahwa diadakanya acara tersebut selain sebagai kegiatan rutin latihan karawitan setiap malam minggu legi, juga sekalian mangayubagyo dinten kamardikan RI ke-79.
“Kami mengundang para seniman seniwati untuk duduk bareng meramaikan acara malam ini dan dalam rangaka memeriahkan HUT RI ke-79,” jelasnya Kartini.
“Selain anggota karawitan Putri Laras, hadir juga senior senior kami seperti Bapak Suharno guru pelatih karawitan kami (yang pernah menjadi bagian dari campursari legendaris Gunungkidul / Manthos), Ibu warini (sinden yang sudah terkenal), kelompok karawitan Ngesti Raras dan kelompok generasi penerus kami yaitu Sekar manunggal,”
Satu kehormatan bagi kami dengan hadirnya beliau KRT Suwito Radiyo Dosen seni karawitan ISI Solo , Nuryanto Dosen seni pedalangan ISI Yogyakarta, serta ketua karawitan Cahyo laras bernama Reko dan ketua karawitan Sukar maju Wahono dari Klaten, Jawa Tengah.
“Sebuah kehormatan dan rasa terimakasih pada hari ini bisa kehadiran para Dosen,” imbuhnya.
Selesai karawitan Sekar Manunggal unjuk kebolehannya, KRT Suwito Radiyo menyampaikan tanggapan bahwa seniman karawitan di Gunungkidul ini benar benar luar biasa semangatnya dalam nguri nguri dan melestarikan budaya leluhur, terlihat pada malam ini begitu semangatnya memainkan gongso (gamelan), serta tembang tembang yang dilantunkan para sinden.
“Semangat para seniman seniwati sangat luar biasa dalam berkarya memainkan alat musik jawa klasik sangat laras didengar,” katanya.
Sebagai pakar yang sangat memahami cengkok serta liuk suara gamelan, Suwito pun banyak memberi masukan saran yang membangun dalam kepada seniman karawitan yang ada, bahkan selesai menyampaikan sambutannya, Suwito ikut andil memegang rebab dan bermain dengan kemahirannya menguasai alat musik jawa tersebut.
Suasana semakin seru dan meriah, memanjakan hati penikmat gending gending karawitan sambil menikmati segelas teh dengan berbagai kue khas kampung dan tak ketinggalan dilengkapi menu makanan khas berselera tinggi “bakmi jawa”, semua sudah tersaji untuk menyelaraskan suasana seiring irama budaya di hari mangayubagyo kamardikan RI ke 79.
(Red/Jay – Redaktur/Mawan)