
YOGYAKARTA || WARTA-JOGJA.COM – Tidak ada kejelasan rencana dialog terbuka terkait rencana relokasi jilid II ke Jalan Ketandan dan Beskalan pada 2025 mendatang, Pedagang Teras Malioboro (TM) 2 kembali menggelar aksi demonstrasi di depan Teras Malioboro 2, Rabu (17/07/2024).
“Kan kata Bapak Gubernur ada perorangan yang sudah rembugan (diskusi) individual dan itu yang tanda tangan cuma satu orang (Mr R) yaitu Ketua Koperasi Tri Dharma yang lama. Penandatangan tersebut dilakukan pada saat tanggal 2 Februari 2022, ada buktinya kok diportalnya Pemda. Dan sekarang kan sudah restrukturasisasi pengurus”, kata Ketua Koperasi Tri Dharma Arif Usman kepada wartawan usai aksi, Rabu (17/07/2024).
Selanjutnya, pihaknya meminta agar rencana relokasi ini ditunda dahulu sebelum terjadi komunikasi antara pedagang dan pemerintah.
“Kami minta ditunda dulu relokasinya, kita bicara dua arah, karena yang katanya sudah rembugan (diskusi) faktanya bukan dari kami”, tegasnya.
Sementara itu ,Ketua Paguyuban Tri Dharma Supriyati menekankan bahwa pihaknya tidak anti pemerintah untuk tolak relokasi. Ia membuktikan, para padagang mau direlokasi dari selasar ke TM 2.
“Kita ingin relokasi yang menyejahterahkan, jangan sampai dibilang anti relokasi, nyatanya kita nurut disini (TM 2), kalau enggak nurut pemerintah kita sudah berjualan diselasar”, kata Supriyati.
Semenjak direlokasi pertama, para pedagang resah pendapatannya turun bahkan terkadang tidak ada omset sama sekali.
“Dengan kondisi kita yang mangku jalan Malioboro dekat dengan jalan, nuwun sewu (mohon maaf) untuk masuk pengunjung aja susah. Bagaimana nanti kita ini disembunyikan di belakang Ramayana dan Teras Malioboro 1. Nah lebih bahaya di TM 1, disana sudah banyak pedagang malah ditambah”, katanya.

“Bisa dilihat kondisinya seperti dilantai 2 dan 3 seperti apa, monggo (silahkan) kalian yang bisa menilai. Mungkin kalau disini yang ramai ya cuma depan-depan saja, dibelakang enggak ramai”, sambungnya.
Dengan ini, ia berharap proses konsep relokasi seharusnya bisa menyejahterahkan pedagang.
“Ya jadi kalau mau adil ya sejajar kayak diselasar waktu itu, orang-orang niatnya jalan-jalan, lihat lalu tertarik dan langsung beli. Kalau sekarang kan harus ada effort (keinginan) untuk masuk ke TM2. Terus terang ya (ingin ke selasar) tapi kan kita harus duduk bersama, yang jelas kita ingin ruang dialog terbuka”, tandasnya.
Adapun pada saat para pedagang TM 2 melakukan audiensi ke Kantor DPRD DIY sekitar satu minggu, yang mana dalam audiensi tersebut juga dihadiri OPD terkait salah satunya Dinas PUPR yang bertanggung-jawab dalam pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) dimana lokasi itu masuk ke dalam area Teras Malioboro 2.
Saat melakukan pemaparan, Dinas PUPR menyebut akan ada UMKM lokal Jogja yang akan masuk ke dalam gedung JPG, sontak hal itu pedagang yang berada di TM 2 tak terima adanya rencana tambahan UMKM.
“Ini yang jadi pertanyaan bagi kami kenapa kami UMKM dipindah, tapi malah mendatangkan UMKM baru disini yang katanya UMKM premium”, geramnya.
“Premium seperti apa, kan seharusnya yang menjadi tugas pemerintah kan katanya mau PKL (UMKM) naik kelas, ya otomatis kalau mau dibuat premium kita juga dilibatkan disini (rencana JPG)”, lanjutnya.
“Sekali lagi kami minta ada solusi terbaik, solusi kami seperti ini, solusi pemerintah seperti apa”, harap Supriyati.
(Penulis/Olivia Rianjani – Editor/Mawan)