GUNUNGKIDUL || WARTA-JOGJA.COM _Kepala Sekolah SDN Mentel 1 Tanjungsari Joni Antoro Nugroho ,A.Ma.Pd merasa geram ketika mendapat laporan dari wali murid dan Komite Sekolah adanya oknum guru kepergok berbuat mesum di ruang guru dan Kepala Sekolah bertindak tegas supaya Dinas pendidikan segera memproses kasus ini sesuai hukum yang berlaku,Rabu (24/01/2024).
Didepan awak media warta-jogja.com ia menjelaskan akan cooperative dan terbuka menyampaikan yang sebenarnya.
“Terkait kejadian ini memang betul mas,namun mengenai kejadian sebenarnya saya tidak mengetahui, namun baru kamarin hari Jum’at (19/01/2024) saya mendapatkan laporan dari komite sekolah dan wali murid,” jelasnya.
Perbuatan tidak terpuji ini benar-benar mencoreng nama baik sekolahan.Komite minta kasus ini segere diselesaikan.
“Tuntutan dari wali murid dan Komite sekolah meminta besok Senin (20/01/2024) sehabis luhur menghadap Pak Korwil untuk membahas kejadian ini,” paparnya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa Ketua Komite Sekolah Wagino didalam rapat koordinasi internal dengan (Kepala Sekolah, Komite dan wali murid hari Senin 20/01/2024 ) berharap dirinya bisa memperjuangkan Sekolah SDN Menthel 1 supaya kasus ini cepat bisa dituntaskan serta bisa menjembatani ke Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.
“Pihak komite dan wali murid sudah geram dengan perilaku oknum guru ini dan akhirnya hari ini Rabu (24/01/2024) kita menghadap ke Kekantor Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul untuk menuntaskan kasus ini,” jelas Joni.
Menurut Joni kejadian ini diketahui murid kelas 5 pada hari Selasa 16 Januari 2024 sekira pukul 15.00 WIB,ada kegiatan pelajaran tambahan yaitu belajar karawitan.
“Karena cuaca mendung takut hujan lebat siswa yang baru belajar karawitan kebingungan minta untuk untuk dijemput orang tuanya.Akhirnya guru pengajar karawitan memberi perintah kepada ke-3 murid kelas 5 tersebut untuk menemui ibu guru Bayu Dwi Nur Cahyani (39) selaku oknum diruang guru untuk mengirim pesan lewat grup WhatsApp bahwa siswa minta dijembut lebih awal karena mau hujan,” detailnya.
Kemudian ke-3 murid laki-laki tersebut bergegas mencari keberadaan Ibu guru yang bernama Nur diruang guru.Sesampainya diruang guru nampak pintu terbuka,ke-3 murid kemudian mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
“Pintu sudah diketuk berkali-kali, ucapan salam pun sudah berungkali diucap akan tapi tidak ada jawaban,karena merasa tidak direspon salah satu murid pun memberanikan diri untuk masuk.Daaan…didepan mata muridnya diketahui sedang melakukan tidakan tidak senonoh,”jelasnya dengan serius.
Mengetahui hal itu ke-3 murid berusaha keluar dari pintu namun menurut pengakuan saksi mereka di intimidasi oleh onknum guru laki-laki bernama Ega Andi Biantoro (37) murid yang mengetahui kejadian itu tidak boleh diceritakan oleh siapapun.
Sang murid lalu pada bergegas pergi dari ruang guru dan akhirnya pada pukul 15: 45 WIB murid dijemput oleh orang tuanya.
“Mulai dari sini murid (saksi yang melihat ) sampai dirumah menceritakan kejadian ini kepada orangtuanya dan orang tua melaporkan ke Komite dan terjadilah koordinasi dengan komite terjadi kesepakatan untuk memperhentikan kedua oknum tersebut tidak mengajar dan di non aktifkan,” imbuhnya.
Pihaknya segera mengambil langkah dengan melaporkan permasalahan ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul agar segera ditindaklanjuti.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Tofik Aminudin saat ditemui memberikan keterangan langkah yang telah diambil Dinas terhadap dua oknum guru tersebut dengan melakukan pemanggilan terhadap keduanya.
” Sudah kita panggil keduanya untuk dimintai keterangan, mengenai hasil keputusan nanti kita masih menunggu dari pimpinan ( bupati ) “, jelas Tofik.
Disinggung mengenai status kepegawaian kedua oknum guru tersebut, Tofik mengatakan keduanya pegawai P3K.
” Mereka merupakan pegawai P3K dan bisa saja nanti diberhentikan secara tidak hormat atas apa yang dilakukannya “, tutupnya.(Red/Mawan).