
GUNUNGKIDUL || WARTA-JOGJA.COM – Kontestasi politik Pilkada Gunungkidul Tahun 2024 semakin mendekat, semakin hangat menjadi perbicangkan para ahli politik, kenapa begitu?, lobi lobi politik, pergeseran serta pergerakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) identik dengan Nahdatul Ulama (NU) mengalami perubahan haluan sehubungan dukung mendukung dengan pasangan Endah-Joko.
Perubahan haluan itu menjadin sorotan kacamata media pasca Sunaryanta tidak didukung lagi oleh PKB. Hal ini semakin terlihat ketika pasangan Sunaryanta-Ardi disaat sedang melakukan pedaftaran ke KPU dengan melakukan lari menempuh jarak 7.5 Km dibelakangnya diikuti dan dikawal ribuan militan Sunaryanta-Ardi yang merupakan gabungan dari beberapa ormas salah satunya adalah NU.
Hal ini disampaikan oleh pakar politik Danang Ardianta disaat mendampingi Sunaryanta-Ardi melakukan pendaftaran di kantor KPU, Kamis (29/08/2024) ia menyampikan bahwa politik itu dinamis, berwarna akan mengalami perubahan sesuai perjalanan atau justru akan semakin solid, konsisten atau beralih. Hal itu akan terlihat ketika menuju last-minute.
“Ya politik itu dinamis dan berwarna tapi Pilkada Gunungkidul 2024 lebih sangat berwarna. Kalau bicara terzolimi oleh parpol yang pindah haluan itu hal wajarlah akan tetapi sekarang Sunaryanta-Ardi lebih berwarna pemersatu Nu -Muhammadiyah untuk dukung Sunaryanta sekarang terlihat harmonis, Nu bukanlah partai, nah,, justru ini menjadi kekuatan luar biasa lo, di Gunungkidul menjadi sejarah tersendiri. Horsa, Toa, Golong-gilik, nyawiji, bersatu itu adalah kekuatan Sunaryanta-Ardi,” tegas Danang.
Dilansir dari media kupas, Rois Syuriyah PCNU Gunungkidul, KH Bardan Usman menegaskan, NU Gunungkidul tidak merubah keputusannya. Para ulama masih akan tetap mendukung Sunaryanta.
“Saya juga heran bagaimana ceritanya kemudian rekom PKB jatuh kepada pasangan Endah-Joko karena hasil rapat lalu sudah memutuskan untuk tetap mendukung Sunaryanta,” ujar Kyai kharismatik ini ketika ditemui, Selasa (03/09/2024).
Pasca keluarnya surat rekom dari PKB, pihaknya sebenarnya sudah berusaha meminta penjelasan dari para pengurus DPC PKB Gunungkidul. Namun hingga saat ini, masih belum ada jawaban dari para pengurus PKB.
“Kalau bertemu memang sejak rekom PKB turun belum pernah, tidak ada (pengurus) yang berusaha menemui kami untuk sekedar meminta maaf atau memberikan penjelasan,” ujar dia.
Berkaitan dengan rekom ini, pihaknya mengaku tak habis pikir. Selama ini Sunaryanta disebut Bardan memang memiliki perhatian kepada umat NU. Para ulama juga menilai bahwa Sunaryanta memang perlu diberikan kesempatan untuk memimpin 1 periode lagi.
Selama memimpin Gunungkidul, memang banyak kendala yang harus dihadapi oleh Bupati. Mulai dari badai covid19 hingga Pemilu maupun Pilpres yang berimbas kepada anggaran yang minim.
“Yang kita nilai, beliau ini memiliki itikad baik untuk membangun Gunungkidul. Cuma memang 3 tahun terakhir ini memang anggaran banyak terserap untuk hal lainnya,” imbuh Bardan.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Ketua DPC PKB Gunungkidul, Sutiyo enggan berbicara banyak. Ia hanya menyebut bahwa hal ini merupakan hak dari masing-masing.
“Itu hak masing-masing,” ujarnya singkat.
Ketika pendaftaran pasangan Sunaryanta-Ardi beberapa hari silam, memang muncul sejumlah orang beratribut PKB yang datang untuk mengawal pasangan Sunaryanta-Ardi. Koordinator massa PKB, Andi Widiatmoko ketika itu memaparkan bahwa pihaknya adalah kalangan akar rumput PKB yang taat kepada perintah ulama.
“Saat ulama sudah memutuskan untuk mendukung Sunaryanta, kita akan taati,” tandas Andi.
(Red/Mawan)