
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman, Sarastomo Ari Saptoto (foto Olivia Rianjani)
🌐 WARTA-JOGJA.COM, SLEMAN, DIY – Pemerintah Kabupaten Sleman terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program “Sleman Pintar”, dimana menjadi bagian dari inisiatif “Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana” atau dikenal dengan jargon “Pratu Kamis Sarjana”. Program ini diinisiasi sebagai implementasi visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sleman tahun 2025–2030, khususnya misi pertama, yakni meningkatkan pembangunan manusia yang produktif, berkualitas, dan berkembang melalui sektor pendidikan dan pelatihan.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, menjelaskan bahwa program ini bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui peningkatan jenjang pendidikan anak-anak dari keluarga miskin.
“Salah satu strategi penanggulangan kemiskinan adalah dengan meningkatkan pendidikan anak-anak dari keluarga miskin agar tidak jatuh ke lingkaran kemiskinan yang sama. Karena itu, di Sleman wajib belajar tidak berhenti di 12 tahun saja, tetapi kami dorong hingga jenjang sarjana,” ujar Ari Saptoto, dalam jumpa persnya, di Pendopo Pemkab Sleman, Senin (20/10/2025).
Menurutnya, program Sleman Pintar dijalankan dengan tiga strategi utama penanggulangan kemiskinan.
“Yang pertama, mengurangi beban konsumsi keluarga miskin. Kedua, menambah penghasilan keluarga miskin. Dan yang ketiga, memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan,” jelasnya.
Ari menambahkan, program ini juga mendapat dukungan penuh dari Bupati dan Wakil Bupati Sleman yang telah menyiapkan anggaran untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi anak-anak dari keluarga miskin.
“Untuk tahun 2025, Pemkab Sleman menyiapkan anggaran sekitar Rp 8,7 miliar untuk membiayai mahasiswa yang sudah kuliah maupun mahasiswa baru penerima program ini,” ungkapnya.
Hingga tahun 2025, Pemkab Sleman telah memberikan beasiswa kepada 796 mahasiswa penerima program Sleman Pintar. Tahun ini, terdapat kuota 220 mahasiswa baru yang diterima dalam program tersebut.
Sejumlah perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menjalin kerja sama dengan Pemkab Sleman dalam pelaksanaan program ini, di antaranya Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Aisyah Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), dan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).
“Ke depan, pada tahun 2026, kami menargetkan kerja sama dengan sekitar 40 perguruan tinggi di DIY agar semakin banyak anak-anak Sleman yang bisa mengakses pendidikan tinggi,” papar Ari.
Program ini, kata Ari, juga telah melahirkan lulusan-lulusan pertama. Sebagai contoh, sebanyak 14 mahasiswa dari Universitas Amikom Yogyakarta telah diwisuda pada Agustus 2025, dengan seluruhnya meraih predikat cumlaude.
“Alhamdulillah, 14 wisudawan tersebut semuanya lulus cumlaude, bahkan ada satu mahasiswa dengan IPK tertinggi 4,00,” ujarnya bangga.
Selain itu, pada 1 November 2025 mendatang, sebanyak 78 mahasiswa penerima program Sleman Pintar juga akan diwisuda. Kendatj demikian, hingga akhir tahun ini akan ada 82 mahasiswa penerima program yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya.
“Harapan kami, ke depan setiap keluarga miskin di Sleman memiliki minimal satu sarjana. Itulah inti dari program ini, agar kemiskinan di Sleman bisa dikurangi melalui peningkatan kualitas pendidikan,” pungkas Ari.

🔴 PIMPRED & REDAKTUR: MAWAN