
Penyanyi solois asal Korea Selatan Jae Park atau eaj, menghadiri konferensi pers Prambanan Jazz Festival ke-11 yang digelar di Artotel Yogyakarta (foto Olivia Rianjani Reporter WARTA-JOGJA.COM, Kamis 3 Juli 2025)
YOGYAKARTA || WARTA-JOGJA.COM – Prambanan Jazz Festival (PJF) kembali digelar. Tahun 2025 ini merupakan yang ke-11 kalinya tentu dengan membawa semangat baru, diplomasi budaya, serta dampak ekonomi bagi kawasan Candi Prambanan dan sekitarnya. Terkhusus tahun ini, pihak penyelenggara mengumumkan dua line-up internasional utama tahun ini yakni Kenny G dan Eaj Park (Korea Selatan).
Anas Syahrul Alimi, Founder Prambanan Jazz, menjelaskan bahwa kehadiran Kenny G bukan tanpa alasan sentimental. Musisi jazz kenamaan itu menjadi bagian penting dalam sejarah kelahiran Prambanan Jazz.
“Teman-teman mungkin belum banyak yang tahu, sebenarnya Prambanan Jazz itu lahir dari sebuah insiden. Tahun 2015, saya diminta membuat festival oleh sebuah hotel di Jogja, artisnya Kenny G. Tapi dua bulan sebelum acara, kontrak dibatalkan sepihak. Nah, dari situ saya bertekad bagaimana Kenny G tetap bisa tampil, akhirnya lahirlah Prambanan Jazz,” katanya, dalam konferensi pers yang berlangsung di Artotel Yogyakarta, Kamis 3 Juli 2025.
Anas menyebut, kehadiran Kenny G tahun ini adalah bagian dari perayaan perjalanan satu dekade Prambanan Jazz, yang kini memasuki tahun ke-11. Sementara pemilihan Eaj Park sebagai line-up K-pop dinilai memiliki nilai strategis dari sisi diplomasi budaya.
“Prambanan Jazz ini cita-cita besarnya menjadi diplomasi budaya di tingkat internasional. Eaj Park ini punya pengikut besar secara global. Ketika dia tampil di Prambanan dengan latar Candi, lalu mempostingnya, itu promosi yang sangat efektif untuk Indonesia,” ujar Anas.
Anas juga mencatat bahwa 70 persen pengunjung Prambanan Jazz tahun ini berasal dari luar kota, sedangkan 30 persen dari Yogyakarta, Magelang, dan sekitarnya.
“Dampaknya besar di PJF kali ini diantaranya penginapan penuh apalagi di Jogja, penerbangan dan kereta juga penuh. Restoran ramai, persewaan mobil dan UMKM ikut kecipratan berkah,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Rajawali Indonesia, Taufik Raharja, juga menyoroti dampak luar biasa dari penyelenggaraan tahun ini. Ia mencatat lonjakan pengunjung yang signifikan sejak hari pertama.
“Biasanya Jumat itu crowd-nya paling sedikit, tapi tahun ini justru Jumat paling ramai. Tahun ini kita pecah telur. Total pengunjung sampai hari ini sudah mencapai 60.000 orang,” jelas Taufik.
Lanjut Taufik menegaskan bahwa Prambanan Jazz tidak sekadar menjadi perayaan musik, tetapi juga gerbang transformasi ekonomi lokal.
“Kami libatkan UMKM, seniman, hingga tenaga kerja lokal. Ini bukan hanya festival musik, tapi festival yang berdampak nyata,” imbuh Taufik.
Kemudian, Perwakilan dari pengelola Candi Prambanan, Desta, turut menyampaikan bahwa sejak digelar pertama kali tahun 2015, Prambanan Jazz telah menjadi momen penting transformasi pariwisata di kawasan cagar budaya tersebut.
“Lebih dari 450 artis nasional dan internasional telah tampil di Prambanan Jazz. Festival ini menyatukan seni kontemporer dan warisan budaya, jadi bisa dinikmati lintas generasi dan bangsa. Selain itu, kami tetap perhatikan pelestarian seperti penataan panggung dan ambang batas kebisingan,” kata Desta.
Kendati demikian, Desta berharap kolaborasi antara pengelola Candi, Rajawali, dan berbagai pihak akan terus berlanjut.
“Candi Prambanan ini adalah warisan dunia. Tanpa disuruh pun para artis dunia memposting penampilan mereka dengan latar Candi. Ini promosi luar biasa yang berdampak global,” pungkas Desta.
Sebagai informasi, Prambanan Jazz 2025 akan digelar selama 3 hari, yaitu mulai tanggal 4 hingga 6 Juli 2025. Festival musik ini akan berlangsung di pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta. Tentu dengan menampilkan deretan artis papan atas, baik dari dalam maupun luar negeri, dengan konsep festival yang menyatu antara seni, budaya, dan warisan sejarah Indonesia.

REDAKTUR MAWAN