
WARTA-JOGJA.COM, YOGYAKARTA – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, memastikan kondisi Jembatan Kewek saat ini masuk kategori rusak berat (NK4) dan hanya memiliki sisa umur teknis sekitar 2–3 tahun. Pemkot Yogyakarta pun akan menerapkan pembatasan tonase kendaraan yang melintas.
“Kemarin di beberapa media sudah disampaikan, jembatan itu memang sudah rusak. Secara umur teknis, tinggal memungkinkan 2 – 3 tahun lagi,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Rabu 26 November 2025.
Kendaraan Besar Dilarang Melintas
Namun, umi menyebut bahwa pihaknya tidak dapat memastikan kapasitas tonase maksimal jembatan karena minimnya dokumen teknis peninggalan masa kolonial Belanda.
“Kami tidak bisa bicara ton masa karena jembatan ini dibangun zaman Belanda. Kami tidak menemukan data teknis kekuatan awalnya,” katanya.
Meski begitu, dari hasil pengecekan kondisi struktur bawah, Pemkot memastikan kendaraan berat tidak lagi diperkenankan melewati jembatan tersebut.
“Kami membatasi tonase untuk kendaraan berat seperti bus dan truk roda enam. Tapi untuk roda empat dan roda dua masih memungkinkan,” jelas Umi.
Ia menegaskan bahwa kendaraan tidak boleh berhenti di atas jembatan, terutama saat terjadi kemacetan pada masa libur panjang
“Yang paling penting sebenarnya tidak boleh berhenti di atas jembatan karena itu menjadi beban mati. Ini yang sedang kami bahas dalam manajemen lalu lintas menghadapi Nataru,” terangnya.
Perbaikan Anggaran Rp 19 Miliar, Dimulai Tahun 2026
Umi mengungkapkan, kini DPUPKP sudah menyusun Detail Engineering Design (DED) pada 2025, dan perbaikan ditargetkan mulai 2026. Dimana anggaran yang diusulkan mencapai Rp 19 miliar dengan mengusahakan bantuan dari APBN.
“Harapannya di 2026 minimal kami memperbaiki talutnya dulu. Untuk jembatan total kami sedang mengusahakan ke pemerintah pusat. Paling lama 2027 kami lakukan perbaikan jembatannya,” ujarnya.
Menurut Umi, londisi Jembatan masuk kategori rusak berat, dimana kerusakan bukan berupa retakan besar, namun korosi material akibat usia jembatan yang sudah lebih dari 100 tahun serta peningkatan beban lalu lintas yang tidak sesuai desain awal.
“Beton banyak yang sudah korosi dan besinya juga korosi. Karena usianya 100 tahun, tentu tidak didesain untuk beban lalu lintas seperti saat ini,” jelasnya.
Selain itu, kata Umi, dalam penilaian kondisi jembatan (NK1–NK5), Jembatan Kewek kini berada di level NK4.
“NK4 itu rusak berat. NK5 baru tidak boleh digunakan. Jadi memang sudah harus dilakukan perbaikan besar atau rehab total,” papa.
Perbaikan Rampung 6 – 9 Bulan
Kendati demikian, menurutnya pada proses perbaikan jembatan akan dilakukan menyeluruh bahkan berpotensi diganti dengan jembatan baru.
“Perbaikan itu sekitar enam sampai sembilan bulan. Mungkin nanti penggantian jembatan, tidak hanya perbaikan,” imbuhnya.
Kemudian, lanjut Umi, saat pengerjaan berlangsung, jembatan akan ditutup total.
“Ketika perbaikan dilakukan, jembatan akan ditutup total. Manajemen lalu lintasnya sedang kami bahas, karena kawasan itu merupakan akses premium menuju Malioboro,” tegasnya.
Menutup pembicaraannya, proyek ini dipastikan tidak menggunakan skema padat karya.
“Tidak dengan padat karya, karena pekerjaan ini pekerjaan berat, bukan konstruksi sederhana,” pungkas Umi.

🔶️ PIMPRED & REDAKTUR: MAWAN







