
WARTA-JOGJA.COM || GUNUNGKIDUL – Dari awal bulan suci Ramadan 2025, sejumlah bahan pokok di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai naik. Hal itu diketahui setelah Komisi B DPRD DIY melakukan pemantauan di sejumlah pasar tradisional beberapa waktu lalu.
Ketua Komisi B DPRD DIY Andriana Wulandari mengatakan, kondisi harga barang pokok (bapok) yang naik ini dikeluhkan tidak hanya oleh pengunjung pasar tradisional namun juga para pedagang.
Minggu pertama Ramadhan tahun ini terpantau harga-harga komoditas pokok beranjak naik dari biasanya. Meskipun kegiatan perdagangan masih normal, namun beberapa harga naik cukup tajam, seperti telor dan daging.

Dikutip dari Tribunjogja.com, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Gunungkidul mengalami lonjakan sejak awal Ramadan.
Pada Senin (10/3/2025), harga cabai rawit tembus Rp120 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai justru dikeluhkan pedagang lantaran omzetnya jadi menurun.
Seperti yang dirasakan penjual cabai di Pasar Argosari, Lastri (54), yang mengaku kenaikan harga cabai membuat omzetnya pun turun hingga 50 persen, dibandingkan pendapatan sebelum harga melonjak.
“Banyak pembeli yang komplain, biasa beli sekilo sekarang paling seperempat. Omzet jadi turun sekitar 50 persen karena konsumen mulai sepi karena harganya terlalu tinggi,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (10/03/2025).
Meskipun harga melambung tinggi, dia mengaku, sejauh ini untuk stok cabai rawit dari petani maupun distributor masih lancar.
“Kalau stok tidak ada kendala setiap hari masih ada yang barang yang turun, itu biasanya dari daerah Jawa Tengah,” kata dia.
Sementara itu, pedagang lain, Wahyono (48) memilih tidak menjual cabai rawit akibat harganya yang melambung tinggi.
Dirinya sudah tidak menjual komoditas tersebut sejak puasa ketiga.
“Sudah dari awal puasa itu sudah kosong, karena harganya (cabai rawit) sangat tinggi. Modalnya tidak cukup, jadi lebih baik tidak jual dulu, takut rugi juga karena cabai ini barangnya tidak tahan lama dan gampang busuk,” ujarnya (*)
REDAKSI